Berbicara (1) 

H. M. Sahlan ( Pengelolah Pengadaan Barjas Kanwil Kemenag Sulbar )

Kita adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup tanpa bantuan pihak lain. Kebutuhan tidak dapat terpenuhi tanpa kerjasama dan keniscayaan bagi kita. Tidak ada kerjasama tanpa perkenalan dan tidak ada perkenalan tanpa sarana, seperti gerak, isyarat, tulisan atau lafal yang dituturkan. Sarana yang termudah buat manusia sekaligus termurah. Walaupun pada hakikatnya tanpa bantuan Allah akan menjadi sangat kompleks adalah berbicara. Allah SWT telah menganugerahi kita bibir, lidah, mulut, paru-paru, kerongkongan dan pita suara untuk menghasilkan berbagai bunyi berbeda.  

Melalui bunyi-bunyi yang berbeda-beda, kita berbicara dan setelah di sepakatinya makna bunyi itu oleh satu masyarakat, maka lahirlah satu kata yang mengandung makna tertentu, yang bila digabung dengan bunyi yang lain dalam susunan yang tepat, maka lahirlah bahasa yang berbeda antara satu bahasa masyarakat manusia dengan yang lainnya. Bunyi semua binatang itu sama. Dimanapun keberadaannya, walaupun harus berbeda wilayah, eropa, amerika, asia ataupun  negara manapun ketika kita mendengan suara kucing atau gonggongan anjing sama saja. Ini sangat jauh berbeda dengan bunyi bahasa yang digunakan manusia. 

Di Indonesia ada kurang lebih 370 suku dengan bahasa mereka sendiri. Ini disebabkan karena perbedaan lidah, yang mana Al-Qur'an telah nengurainya sebagai tanda kekuasaan-Nya, yaitu pada surah Arrum ayat 22. " Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan KERAGAMAN LIDAH ( bahasa ) kamu dan warna kulit kamu. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui " .

Berbicara merupakan kegiatan yang sangat kompleks, bukan saja karena melibatkan banyak organ yang sangat canggih, tetapi memerlukan langkah2 yang sebagian diantaranya hingga kini belum diketahui sepenuhnya oleh para pakar. Ua dimulai dengan perasaan yang mendorong  untuk mengucapkan satu maksud. Perasaan ini kemudian berpindah entah bagaimana - ke otak yang oleh para pakar dikatakan ke otak  sebelah  kiri. Kemudian, dada mendorong kadar tertentu dari angin yang terdapat di dalamnya, kemudian berpindah satu tempat ke tempat yang lain di tenggorokan hingga mencapai pita suara yang sangat kompleks. Lalu pita suara itu menghasilkan bunyi sebagaimana diperintahkan oleh otak, nyaring atau halus, panjang atau pendek, dengan tekanan pada bunyi tertentu dan lain-lain.

Selanjutnya bergeraklah lidah, bibir, rahang serta alat ucap lainnya pada tempat-tempat tertentu dan diatur oleh bagian-bagian otak tertentu sehingga menghasilkan bunyian yang merdu atau suara sumbang, yang didengar oleh orang lain, lalu mengalami lagi proses yang juga rumit, hingga di fahami oleh mitra bicara. Apa yang terdengar dari berbicara itu ????? ( bersambung )


Wilayah LAINNYA