Kehadiran Nabi di permukaan bumi ini sebagai rahmat untuk alam semesta. Ini terdapat dalam Qur'an "Tidaklah aku mengutus engkau Muhammad kecuali sebagai rahmat sekalian alam". Tugas Nabi adalah tugas yang universal, tugas untuk seluruh makhluk di permukaan bumi ini. Oleh sebab itu, sebelum Tuhan mengirim Nabi ke bumi ini, sudah diinformasikan lewat Nabi-Nabi sebelumnnya bahwa akan muncul Nabi di akhir zaman, dan merupakan penyempurna dari Nabi-Nabi terdahulu. Nabi yang rahmatan lil alamin, dan ajarannya sangat sempurna. Sebagaimana sabda Nabi "Aku tinggalkan dua pusaka, jika engkau berpegang teguh kepada dua pusaka tersebut, engkau tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi".
Statement Nabi ini mempertegas bahwa keselamatan umatnya sangat tergantung kepada kemauan umatnya untuk konsisten dalam memegang teguh ajaran yang yang ditinggalkannya yaitu Qur'an dan Sunnah. Sebenarnya kedua sumber ajaran agama ini adalah amanah yang harus diemban oleh umat Muhammad. Dalam Al Qur'an Tuhan pernah menawarkan amanah ini kepada makhluk lainnya tetapi mereka menolak, karena tidak akan sanggup memikul amanah ini. Akhirnya amanah ini dipikul oleh manusia, tetapi manusia kebanyakan berbuat dzalim. Dalam QS.33.72 disebutkan "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah (tugas keagamaan) kepada langit,bumi,dan gunung-gunung lalu mereka enggan memikulnya dan mereka khawatir (akan mengkhianati amanah itu), dan dipikullah ia (amanah itu) oleh manusia. Sesungguhnya dia (manusia) sangat aniaya (karena tidak menunaikan amanah) dan sangat bodoh ( karena mengkhianati amanah).
Dalam ayat ini amanah diartikan oleh Prof Quraish Shihab sebagai tugas keagamaan, tentunya tugas keagamaan di sini sangat luas, apa saja yang menjadi perintah dari agama dan larangan dari agama, itu masuk dalam kategori amanah, secara logika makhluk-makhluk Tuhan yang lebih kuat secara kasat mata seperti langit, bumi dan gunung-gunung menolak untuk menerima amanah Tuhan. Itu berarti amanah dari Tuhan ini sangatlah berat, dan para makhluk Tuhan ini sangat menyadari bahwa mereka tidak akan mampu untuk memikul amanah ini. Akhirnya tawaran ini diterima oleh manusia, karena memang manusia dengan fasilitas yang sangat luar biasa yang telah diberikan oleh Tuhan. Dengan berbagai fasilitas yang diberiakan oleh Tuhan, manusia dengan percaya diri menerima tawaran tersebut.
Diakhir ayat tersebut Tuhan berfirman bahwa manusia amat dzalim dan amat bodoh. Kebanyakan manusia tidak memanfaatkan fasilitas pemberian Tuhan kepadanya yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain, sehingga manusia masuk kategori makhluk yang dzalim dan bodoh, jadi dzalim dan bodoh yang dimaksun Qur'an di sini adalah makhluk yang tidak memanfaatkan potensinya, terutama potensi ruhaninya. Di sini langit dan yang lainnya sangat menyadari bahwa dirinya tidak akan mampu memikul amanah karena fasilitas yang ada dalam dirinya tidak sama apa yang dimiliki oleh manusia. Dan manusia menyadari bahwa mereka memiliki potensi untuk memikul amanah, tapi kebanyakan dari mereka mengkhianati amanat tersebut. Menarik untuk dikaji ayat di atas karena Malaikat dan Iblis tidak tertarik untuk menawarkan diri dalam memikul amanat tersebut, ini sangat berbeda ketika Tuhan memerintah seluruh makhluk untuk bersujud kepada Adam, seluruh makhluk bersujud kecuali iblis, mereka kebanyakan menerima perintah tersebut dan iblis saja yang menolak. Di sini ada perbedaan antara obyek kedua ayat tersebut,
Diperintah tentang tawaran amanah, itu sangat terkait dengan tanggung jawab yang sangat besar yang harus dijalankan oleh sang penerima amanah, di sini para makhluk angkat tangan karena besarnya tanggungjawab yang akan dijalani ketika akan menjalankan amanah tersebut. Berbeda dengan ketika Tuhan memerintahkan seluruh makhluknya untuk sujud kepada Adam semuanya bersujud kecuali Iblis. Karena perintah di sini tidak terlalu menuntut tanggungjawab, disuruh saja sujud setelah itu, tidak ada lagi kelanjutan setelah para makhluk itu bersujud. Iblis di ayat tentang amanah tidak juga merespons ajakan Tuhan karena sejak dari awal sudah memprotes untuk tidak sujud kepada Adam, dan sudah berjanji kepada Tuhan untuk menyerang manusia dar berbagai arah.
Manusia memang makhluk yang sangat istemewa, karena eksistensinya seluruh makhluk bersujud kepadanya, banyak term-term ayat dalam Al Qur'an yang berpihak kepada eksistensi manusia yang istimewa. Namun demikian, banyak juga manusia yang lengah tidak menyadari tentang eksistensi dirinya, sehingga terjatuh derajatnya dan menjadi manusia yang dzalim dan membodohi dirinya. Kedua penyakit ini sudah melengket dalam diri manusia sejak zaman Nabi Adam hingga di zaman modern sekarang ini. Kadang-kadang kita harus mencontoh sifat-sifat yang dimiliki oleh langit, bumi dan gunung ketika ditawari amanah, mereka sangat merendah karena menyadari dirinya yang tidak akan mampu untuk menjalankan amanah tersebut. Jika dibandingkan dengan menerima amanah tetapi pada akhirnya akan mengkhianati amanah tersebut akan mengedepankan kedzaliman dan kebodohannya.
Bumi Nuhiyah, Juni 2023