Sosialisasi Persekutuan Doa Karismatik di Paroki St Maria Mamuju

Anton Ranteallo, Penyuluh Agama Katolik Sulawesi Barat

JUMAT, 10 Mei 2024, diadakan sosialisasi atau seminar “Hidup dalam Roh” selama dua hari di basement Paroki St Maria Mamuju. Kegiatan ini diikuti umat paroki dan perwakilan dari stasi-stasi serta pengurus Persekutuan Doa Karismatik Mamuju. Sosialisasi dibuka dengan Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Vikep Sulawesi Barat, Pastor Oc. Samson Bureny, Pr dan dampingi Pastor Paroki St Maria Mamuju, Pastor Wilhelmus Tulak, Pr.

Pastor Sam dalam renungannya menekankan perlunya pelayanan yang total dalam kehidupan bersama seperti yang diteladankan oleh Yesus sendiri. Perayaan berlangsung selama 1,5 jam ini berjalan dengan aman dan lancar yang dihadiri sekitar 130-an umat. Setelah misa kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama.

Tim Badan Pelayanan Keuskupan (BPK) Pembaharuan Karismatik Katolik (PPK) Keuskupan Agung Makassar (KAMS) di bawah komando Ibu Vera bekerja sama dengan koordinator PD Karismatik Mamuju Ibu Lorianna Yermia menakohdai sosialisasi ini.

Sesi pertama dimulai dengan lagu puji-pujian pop rohani dan pemaparan materi dari Ibu Elizabet, seorang dosen muda yang energik dan lincah. “Rencana Allah” adalah tema pertama yang dipaparkan. Dijelaskan bahwa kebenaran tentang Allah adalah bahwa Allah sangat mengasihi kita. Ia menjalin hubungan pribadi dengan kita. Ia memberikan hidup yang lebih baik. Untuk itulah Ia mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia.

Kesadaran mendasar bagi umat Kristiani adalah kita dicintai Allah, Allah adalah Bapa kita, kata St Paulus. Bagaimana kita dapat mengenal kehidupan yang lebih baik? Hanya dengan pengenalan akan Allah dan kuasa-Nya hidup menjadi baik, bahagia, damai sejahtera, suka cita, relasi yang baik dengan sesama, dan penyembuhan. Konsekuensinya akan terwujud persaudaraan dalam komunitas Kristiani yang disebut Gereja.

Tema kedua adalah “Keselamatan”. Keselamatan hanya terjadi di dalam Yesus. Untuk itu, kita harus selalu bersama Dia dalam berbagai situasi dan kondisi. Kita yakin dan percaya bahwa hanya Yesus yang dapat menyelamatkan kita sebagaimana dikatakan dalam Injil Yohanes, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup, tak seorang pun sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”. 

“Hidup baru dalam roh”, tema ketiga yang dijelaskan oleh Ibu Engeline. Dikatakan bahwa Bapa menghendaki kita memiliki hidup yang baru. Ia menyelamatkan kita dengan mengutus Putra-Nya dan mendapat hidup baru melalui dan dalam Roh Kudus. Maka, seyogianya setelah dibaptis kita sudah mengalami perubahan hidup tapi faktanya masih banyak yang hidup seperti manusia yang lama.

Dalam Yohanes 10:10b disebutkan, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Sumber hidup baru adalah Roh Kudus. Bagaimana kita mengalami hidup yang baru? Pertama-tama kita mengalami Yesus sebagai  Kyrios. Kita sepenuhnya menjadi milik-Nya dan mengalami pembebasan dan hidup baru. Pengampunan Yesus dan pendamaian dengan Bapa, melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Pengutusan Roh Kudus kita mendapatkan hidup yang baru.

Tema lain yang dibahas adalah “Pencurahan Roh sebagai awal hidup yang baru”. Dikatakan bahwa Roh menolong kita mengambil langkah konkret dalam persiapan pencurahan Roh Kudus. Syarat menerima hidup baru yakni pertobatan, berbalik arah. Ini artinya meninggalkan semua yang salah dan kembali kepada Tuhan.

“Pertumbuhan” juga merupakan tema yang dibahas. Dijelaskan bahwa kita dapat bertumbuh dengan baik dalam doa. Di mana unsur yang ada dalam doa adalah confession, adoration, thanksgiving, subligation. Untuk itu diperlukan komunitas rohani untuk menemukan kasih, perhatian, sukacita, saling mengerti, sharing iman. Yesus saja tidak pernah hidup sendirian, selalu bersama dengan para murid-Nya. “Bila dikatakan besi menajamkan besi, maka manusia menajamkan sesamanya. Mengapa sebuah komunitas perlu? Karena dengan komunitas kita tidak mudah patah semangat.

“Diubah menjadi serupa dengan Kristus” merupakan tema terakhir yang dijelaskan. Siapa yang dapat mengubah kita? Tentu saja Roh Kudus. Kita diubah menjadi serupa dengan Kristus berarti meneladani Yesus dalam cara bersikap, berpikir, dan berbuah. Sementara Roh Kudus bekerja dengan cara dekat dengan Tuhan dan akhirnya kita memiliki kekuatan baru dalam mengatasi kesulitan.

Itulah gambaran singkat materi yang dibawakan oleh Tim BPK PKK KAMS yang membuka wawasan para peserta sosialisasi di Paroki St. Maria Mamuju. Di sela penjelasan setiap tema selalu dikumandangkan lagu puji-pujian yang mengantar peserta masuk dalam susana khusyuk dan konsentrasi.

Sosialisasi ini kembali dimahkotai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh P. Wilhelmus pada Sabtu, 11 Mei yang dihadiri 250-an umat karena bertepatan juga jadwal misa mingguan. Setelah renungan, P. Wilhelmus melantik para pengurus PD Karismatik Paroki St Maria Mamuju dengan terlebih dahulu mengadakan pertanyaan kepada pengurus PKK KAMS dan pembacaan SK. Pengurus akhirnya dilantik dengan pemercikan air suci dan berkat.

Dalam renungannya, P. Wilem mengatakan bahwa Yesus datang membawa suka cita Injil yang adalah Diri-Nya sendiri. Bagaimana menemukan suka cita itu? Bila pada Hari Komunikasi Sedunia ini Paus menjelaskan kecerdasan artifisial sebagai sebuah kemajuan komunikasi, maka kita diajak untuk semakin mampu membangun komunikasi secara sungguh-sungguh yang mengalir dari hati kita. Komunikasi selalu dikedepankan. Untuk menikmati suka cita Injil itu, kita harus dapat membangun komunikasi dengan baik yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

P. Wilem menjelaskan bahwa dalam sosialisasi ini ada 7 tema yang dibahas. Namun, dapat disingkat menjadi dua hal, yakni semakin bertumbuh dalam iman dan semakin berbuah dalam hidup. Orang yang menikmati suka cita Injil adalah mereka yang bertumbuh dalam iman dan berbuah dalam hidup.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk itu. Pertama, berbuah melalui komunitas. Dalam komunitas kristiani kita bisa berinteraksi satu sama lain. Berkat kehadiran dari mereka dan melalui interaksi ini dibangun relasi dan komunikasi dengan sesama dan Tuhan. Kedua, bercorak trinitaris. Orang yang bertumbuh dalam iman adalah yang berpolakan Tritunggal. Karena Allah melalui Yesus Kristus dan dipimpin oleh Roh Kudus sebagai satu kesatuan, tidak terpisahkan. Untuk itu, kita harus membuka diri secara sungguh-sungguh. Inilah yang didoakan dalam Novena. Orang yang hidup bercorak trinitaris adalah mereka yang semakin mampu menjalin komunikasi dengan Tuhan Yesus, Sang Pokok. Ketiga, sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus yang dirayakan dalam setiap Ekaristi. Tiga peristiwa penting ini yang dirayakan dalam hidup kita karena Yesus dikenal sebagai penyelamat, penebus dari kuasa dosa dan maut. Kenangan akan tiga peristiwa inilah yang menyelamatkan kita. Yesus adalah jalan, kebenaran dan kehidupan.

Orang yang bertumbuh dalam iman, yang mengalami Yesus dalam hidup termasuk penderitaan. Orang tidak hanya bertumbuh tetapi berbuah dan buahnya bisa dinikmati secara pribadi dan orang lain. Buah dari itu adalah orang dapat menikmati hidup dengan resting in the spirit, resting in singing, resting in dancing. Inilah yang disebut berbagi atau ber-sharing tidak hanya lewat materi tetapi juga dalam hal iman termasuk yang dilakukan saat ini. Maka mari semakin bertumbuh dan berbuah dalam Kristus dan menikmati suka cita Injil.

Pada bagian penutup, Koordinator PD Karismatik Mamuju Ibu Lorianna Yermia mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Vikep sebagai penggagas awal persekutuan doa ini dan kini dieksekusi oleh P. Wilem. Terima kasih yang sama juga diucapkan untuk Depas dan semua umat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini sehingga bisa terlaksana dengan baik dan lancar. “Proficat kepada para pengurus baru yang baru dilantik,” tutup Ibu Lori.

Ibu Vera yang mewakili BPK PKK KAMS mengawali sambutannya dengan menjelaskan kepanjangan dari BPK PKK KAMS. Badan Pelayanan Keuskupan (BPK) Pembaharuan Karismatik Katolik (PPK) Keuskupan Agung Makassar (KAMS). Ia mengatakan bahwa kami 100 persen Katolik dan 100 persen karismatik. Ia juga menjelaskan bahwa sudah lama dirindukan kehadiran PD Karismatik di Mamuju tapi karena Pak Ronny Willem kembali ke pangkuan Bapa maka terhenti untuk sementara. Tapi syukurlah kini bisa terbentuk, untuk itu diucapkan terima kasih. “Terima kasih kepada Vikep Sulbar sebagai penggagas dan pastor paroki sebagai eksekutor. Kami pasukan merah akhirnya datang di Mamuju,” ungkap Ibu Vera.

Ia berharap PD Karismatik ini bertumbuh dan berbuah karena dipenuhi Roh Kudus. “Terima kasih atas support umat Mamuju sehingga semua berjalan sesuai rencana,” kata dia.  Melalui layar TV di gereja, P. Emanuel Mali, Pr sebagai Moderator BPK PKK KAMS juga hadir menyapa umat dengan menyampaikan proficiat atas terbentuknya PD Karimastik di Paroki Mamuju. “Semoga kehadiran PD doa ini semakin meneguhkan iman umat dan pelayanan. Proficiat semoga menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk kegiatan-kegiatan gereja. Mohon maaf saya tidak bisa hadir karena berbagai kesibukan. Saya hadir dalam doa dan berkat. God bless you all,” ungkap P. Eltus.

Menutup Perayaan Ekaristi sekaligus pelantikan pengurus PD Karismatik Paroki Mamuju, P. Wilhelmus mengatakan bahwa tidak ada yang kebetulan bagi orang beriman. Inilah yang dimohon sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik sesuai rencana. “Proficiat dan terima kasih serta apresiasi kepada BP PKK KAMS atas kehadirannya. Apresiasi juga untuk semua yang ambil bagian dalam kegiatan ini. Ini bukan yang terakhir tapi awal baru untuk kegiatan selanjutnya. Terima kasih kepada siapa saja yang berpartisipasi dalam proses kegiatan ini sehingga bisa berjalan dengan baik dan lancar,” tutup P. Wilem. Selamat melayani. ***


Opini LAINNYA

Sumpah Pemuda: Jiwa Muda Untuk Indonesia Emas

Proyek Generasi

Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan

Doa

Pasya Gorontalo : dalam perspektif Islam!

Sugesti Singkat Maulid (1)