Ibadah puasa di bulan ramadhan ini akan melahirkan tiga kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual. Ramadhan dikenal sebagai bulan membaca. Dengan membaca tentu akan melahirkan kecerdasan intelektual, semakin banyak membaca akan semakin semakin banyak pengetahuan yang kita akan dapatkan dan tentu akan melahirkan kecerdasan intelektual.
Demikian juga ramadhan dikenal sebagai bulan untuk beribadah, intensitas ibadah di bulan ramadhan sangat terasa, khususnya ibadah ritual seperti shalat tarwih, dan ibadah-ibadah lainnya. Dengan ibadah tersebut akan melahirkan suatu kecerdasan yakni kecerdasan spiritual.
Bulan puasa juga sangat identik dengan kesabaran, dengan beribadah puasa, kita diajari untuk bisa menahan dari berbagai kesenangan fisik dan fisikis, atau yang badani dan nafsani. Dengan berhasilnya menahan kesenangan tersebut itu akan melahirkan kecerdasan emosional atau dalam bahasa agamanya dikenal dengan kesabaran.
Ketiga kecerdasan tersebut itu dirangkum dalam ayat pertama kali turun dalam Al Qur'an yakni perintah untuk membaca. Ayat ini dimulai dengan perintah untuk membaca, yakni "iqra", itu tanda atau ciri dari kecerdasan intelektual, membaca adalah lambang dari kecerdasan intelektual. Menariknya ayat ini dihubungkan dengan "bismi rabbika" yaitu dengan nama Tuhanmu. Membaca dengan banyak mengingat Tuhan atau melibatkan Tuhan di dalamnya. Semakin banyak kita membaca tentu akan semakin banyak juga untuk mengingat Tuhan, dan ini tentu akan melahirkan kecerdasan spritual.
Di ayat ini juga kata iqra diulang dua kali, yakni iqra bismirabbik dan iqra wa rabbukal akram, Tuhanmu yang maha mulia atau pemurah, membaca berulang-ulang atau terus-menerus dibutuhkan suatu kesabaran dan itu akan melahirkan kecerdasan emosional.
Dengan berpuasa secara sungguh-sungguh itu akan mendapatkan ketiga kecerdasan di atas. Marilah kita betul-betul memanfaatkan momentun ramadhan ini sebagai bulan untuk mengadakan perubahan dalam diri kita.
(Bumi Pambusuang, 14 Maret 2025)
