Diantara Hadits Nabi yang melegitimasi hal ini adalah :
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا،
وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدً
(Bekerjalah untuk Duniamu seolah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk Akhiratmu seolah besok engkau akan mati)
Karena itu, ditengah hiruk-pikuknya percaturan Duniawi yang menguras energi dan fokus capaian, KEMATIAN tak pernah menjadi hal yang basi untuk selalu diingatkan. Fungsinya sebagai "penyeimbang" agar eksistensi manusia berjalan dalam kendali yang proporsional.
KEMATIAN tak hanya menjadi pintu penentu menuju alam berikutnya, tetapi juga merupakan keniscayaan yang mengharuskan setiap yang hidup pasti melewatinya (QS. Al-Ankabut: 57).
KEMATIAN adalah tragedi tak bersyarat. Dalam situasi apapun, semuanya harus berahir bila saatnya tiba. Misterinya tak memberi kepastian tentang kapan, dimana dan caranya seperti apa (QS. Al-Jumuah: 8 ).
Bahasa pintas menyebutnya KEMATIAN, tetapi yang terjadi sesungguhnya adalah PERALIHAN KEHIDUPAN dari sesuatu yang fana' menuju keabadian
(QS. Ar-Rahman 26-27).
Jika kehidupan yang sekarang berstatus "bayang-bayang" maka KEMATIAN adalah syarat mutlak untuk bisa berjumpa dengan sejatinya kehidupan
(QS. Ghafir: 39-40).
Di tataran filosofi, KEMATIAN juga dipandang sebagai momentum pergeseran diri dari satu masalah menuju masalah berikutnya. Ini berarti bahwa terjadinya kematian bukanlah pertanda ahir dari segalanya, melainkan proses yang justru memperhadapkan manusia pada pertanggung-jawaban hidup yang lebih "realistis".
Karena itu, meski KEMATIAN adalah momen yang dirahasiakan hingga tak harus "diremehkan" oleh manusia, namun konsekuensinya juga menjanjikan keindahan bagi mereka yang "mempersiapkan diri"
(QS. An-Nahl: 32, 97).
Demikian sekelumit tentang KEMATIAN agar kita semua yakin dan makin menyadari bahwa sebagaimana KEHIDUPAN, esensi keduanya adalah "ujian terpenting" bagi peningkatan amal-amal terbaik manusia
(QS. Al-Mulk: 2).
Karena itu, melalui konsistensi Do'a dan Ikhtiyar menuju capaian rahmat-Nya, tentu ada harapan semoga KEMATIAN itu nanti menjadi pertemuan sejati antara "dua sisi keridhaan" menuju abadinya kehidupan.....(QS. Al-Fajr: 27-30).
Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.