Belajar Kepada Prof. Nasar

Okeh : Ilham Sopu

Agama itu adalah nasehat, demikian bunyi suatu hadis. Kehadiran Nabi yang diutus oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan nasehat-nasehat kepada umat-Nya. Kehadiran kedua sumber ajaran agama juga banyak mengandung nasehat-nasehat. Dan Nabi mengajak kepada para sahabatnya untuk menyampaikan ajaran-ajarannya kepada sahabat-sahabat yang lain atau kepada umatnya, lewat hadis "sampaikanlah dariku sekalipun satu ayat". Penegasan Nabi ini mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya pesan-pesan kebaikan sekalipun pesan itu sangat singkat.

Dalam ilmu komunikasi setidaknya ada tiga hal yang amat penting terkait dengan pesan komunikasi, yaitu komunikan atau subyek komunikasi, materi komunikasi dan obyek komunikasi. Peran sentral dalam suatu komunikasi adalah komunikan atau orang yang menyampaikan komunikasi. Keberhasilan suatu komunikasi sangat banyak ditentukan oleh peran dari komunikan. Sebagus apapun materi komunikasi tanpa disertai dengan komunikan yang hebat maka proses komunikasi akan gagal mencapai tujuan. Begitupun dalam pendidikan, keberhasilan suatu proses pendidikan atau pembelajaran sangat banyak ditentukan oleh peran guru yang hebat.

Salah satu tokoh yang punya gaya komunikasi yang bagus dari sekian banyak tokoh adalah Prof. Nasaruddin Umar. Gaya komunikasi Prof. Nasar punya ciri khas tersendiri, penyampaian pesan-pesan atau nasehat-nasehatnya begitu lembut dan punya makna yang dalam, dalam setiap kalimat yang disampaikannya selalu terkandung pesan moral yang dalam. Kelembutan pesan yang disampaikan juga ditopang dengan materi yang menarik dan dibalut dengan bahasa yang mudah dicerna dan memuaskan obyek komunikasi. Pesan-pesan Prof Nasar, bukan hanya cocok dikonsumsi oleh kalangan intelektual, para akademisi, tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, tapi juga mudah dikonsumsi kalangan arus bawah atau kalangan awam.

Terkait dengan obyek komunikasi atau dalam bahasa dakwahnya obyek dakwah, Prof. Nasar betul-betul menerapkan kaidah dakwah yaitu shalihun likulli zamanin wa makanin, bahwa betul-betul menerapkan dalam menyampaikan komunikasi dengan memperhatikan kondisi zaman dan tempat dalam menyampaikan pesan. Antara teori dan praktek dalam dunia dakwah betul-betul diterapkan, sehingga dengan mudah konnek antara komunikan dan obyek komunikan.

Kalau kita merujuk ke dakwah atau pesan-pesan Nabi dalam menyampaikan dakwahnya, Nabi punya kelebihan terkait dengan bahasa yang digunakan, Nabi punya komunikasi yang singkat, padat dan syarat makna. Dan yang lebih penting dari itu adalah integritas kepribadian yang dimiliki oleh Nabi, atau dalam bahasa agamanya punya keteladanan yang mumpuni, integritas moral yang kuat. komunikasi yang jitu ditopang dengan integritas moral atau akhlak yang prima itu akan mudah diterima oleh obyek komunikasi. Keberhasilan dakwah Nabi itu karena ajaran yang dibawa Nabi adalah ajaran yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan ditopang dengan akhlak kepribadian yang kuat.

Kekuatan komunikasi yang dimiliki Pak Nasar itu menjadi modal yang sangat penting dalam menjalani berbagai kegiatan baik sebagai Imam besar mesjid Istiqlal, berbagai organisasi yang dipimpinnya, lebih-lebih sebagai Menteri Agama, dengan mudah bisa menyampaikan pesan-pesan kepada umat atau organisasi yang dipimpinnya. Sebagai seorang figur sentral dan tokoh umat, adalah suatu keniscayaan dengan berbagai fasilitas khususnya dalam mengkomunikasikan pesan-pesan agama secara baik dengan bahasa yang mudah dipahami oleh umat.

Di samping kekuatan komunikasi yang menjadi daya tarik, Prof.Nasar sebagai tokoh yang punya integritas moral dan patut untuk menjadi teladan, banyak hal yang patut diteladani dalam diri Prof. Nasar, di samping punya penampilan yang cukup sederhana sebagai seorang ulama, punya sikap tawadhu yang tinggi, kemarin di forum diskusi yang diadakan oleh metro tv yang mengupas tentang isra mi'raj, tampil bersama dengan Prof. Quraish Shihab dan Habib Husein Ja'far Al Hadar, begitu Prof. Nasar mendapat pertanyaan dari presenter, beliau pilah-pilah yang ajan dijawab, ada pertanyaan yang sengaja tidak dijawab karena disitu ada gurunya Prof. Quraish, dan jawaban pertanyaan itu diserahkan kepada Prof. Quraish karena dia lebih mengetahui tentang persoalan tersebut, sekaligus karena dia adalah gurunya, begitulah ketawadhuan yang dimiliki seorang Prof. Nasar.

Model ulama ke depan adalah ulama yang punya wawasan keilmuan yang luas, bukan hanya ilmu keagamaan dengan berbagai perangkatnya yang harus dikuasai, tetapi ilmu-ilmu yang lain, punya wawasan keindonesiaan dan kemodernan sebagai keniscayaan dalam membangun Indonesia ke depan. Untuk merubah Indonesia yang lebih baik, seorang ulama atau tokoh bangsa harus tampil sebagai agent of change dan agen integritas, yang harus dimiliki seseorang khususnya tokoh yang menjadi panutan atau figur sentral dalam suatu negara, bangsa, daerah atau satu lembaga yang dipimpinnya.

Pesan yang disampaikan Prof. Nasar ketika menyampaikan pidato di HAB Kemenag kemarin bahwa untuk bisa merubah Kementerian Agama menjadi lembaga yang berwibawa, para pejabat kemenag mulai dari menteri sampai kebawah, harus tampil sebagai agent of change dan agent of integrity, itulah dua hal yang menjadikan suatu lembaga bisa berubah dan berwibawa.

Untuk menjadi agent of change, haruslah terlebih melakukan agent of integrity dalam diri seseorang. Dan ini sangat sejalan dengan salah satu firman Tuhan dalam Al-Qur'an bahwa "Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum atau masyarakat, sebelum mereka merubah apa yang ada dalam dirinya". Perubahan individual adalah jalan untuk merubah suatu masyarakat, inilah yang dimaksud dengan Prof Nasar, agent of integrity.

(Bumi Pambusuang, 3 Februari 2025)


Opini LAINNYA

Monoteisme Ibrahim

Bangkrut yang Sesungguhnya

Tarian THR, Menyerupai Kaum Yahudi?!

Benarkah Kita Menang di Hari yang Fitri?

Manisnya Iman

Ihtisaban

Ramadhan Sebagai Bulan Membaca