Mamuju — Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M dibuka dengan harmoni budaya dan spiritualitas yang membumi. Bertempat di Ballroom Hotel Ria Gading Serpong, malam itu tidak hanya menjadi ajang evaluasi teknis, tetapi juga wadah pemersatu hati antar-umat dan antar-daerah.
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat yang hadir sebagai bagian dari delegasi nasional, melihat momentum ini bukan sekadar seremonial. Melainkan sebagai wadah membangun komitmen pelayanan haji yang lebih bermartabat dan berkeadilan.
“Spirit kebersamaan ini luar biasa. Kami di Sulawesi Barat merasa diperkuat oleh solidaritas nasional yang nyata. Evaluasi ini menjadi kesempatan memperbaiki diri, memperhalus pelayanan, dan menyentuh hati jemaah,” ujar salah satu perwakilan Kemenag Sulbar yang turut hadir di arena.
Acara diawali dengan rangkaian lagu-lagu tradisional dan religi yang menggema sebagai simbol persatuan budaya Indonesia. Dari “Lir Ilir” hingga “Rasa Sayange”, panggung disulap menjadi panggung rakyat, menjembatani pesan-pesan suci dengan nuansa kebudayaan yang ramah. Bahkan, sempat terdengar tawa kecil dan nostalgia dari peserta ketika lagu “Ya Thayibah” dilantunkan, mengingatkan pada masa-masa awal pergerakan musik religi di tanah air.
Tidak hanya hiburan, sesi tersebut membangun atmosfer spiritual yang selaras dengan misi acara: menguatkan niat suci dalam pelayanan ibadah haji. Lagu-lagu tersebut bukan sekadar alunan nada, tetapi pesan bahwa pelayanan haji adalah bentuk ibadah, bukan hanya pekerjaan administratif semata.
Kementerian Agama Sulbar mencatat, tantangan tahun ini semakin kompleks seiring meningkatnya harapan masyarakat terhadap pelayanan ibadah haji. Dari aspek konsumsi hingga transportasi, semuanya harus terstandarisasi dengan nilai keikhlasan dan transparansi.
“Kami belajar dari yang lalu, dan belajar dari saudara-saudara provinsi lain. Rakernas ini seperti cermin nasional, di mana kami semua bercermin untuk melihat kekurangan dan potensi perbaikan,” jelas staf teknis dari Kanwil Sulbar.
Sementara menunggu kehadiran Menteri Agama, peserta menikmati santap malam sederhana yang disiapkan panitia. Tetapi bahkan saat makan malam, suasana diskusi hangat tak putus. Semua seakan memahami bahwa beban amanah tahun depan menanti — namun dengan langkah bersama, itu bisa ditunaikan dengan baik.
Kementerian Agama Sulawesi Barat membawa pulang semangat baru dari forum ini. Komitmen mereka teguh: memastikan bahwa jemaah haji asal Sulbar tidak sekadar menjadi tamu Allah, tetapi juga tamu negara yang dilayani dengan cinta dan martabat.
Rakernas ini bukan hanya forum evaluasi. Ia adalah panggung kebangsaan, tempat seluruh penjuru Indonesia bertemu dalam satu ikhtiar: menghadirkan pelayanan haji yang lebih baik, lebih adil, dan lebih manusiawi.
Wilayah
Suara Kebangsaan di Tengah Evaluasi Haji: Kemenag Sulbar Hadir dalam Simfoni Nasional
- Selasa, 29 Juli 2025 | 09:38 WIB
