MUI Kabupaten Polewali Mandar Dikukuhkan

Pengukuham pengurus MUI Polewali Mandar masa khidmat 2024-2029

Polewali Mandar - Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Barat, Prof. Dr. KH. Nafis Juaeni, MA mengukuhkan pengurus MUI Polewali Mandar masa khidmat 2024-2029, di ruang pola kantor Bupati Polewali Mandar. Hadir dalam pengukuhan tersebut Sekda Polewali Mandar mewakilih Bupati Polewali Mandar, Kepala kantor Kemenag Dr. H. Imran Kaljubi, seluruh camat se Kab. Polman dan kepala KUA se Kab. Polman.

Acara ini dimulai menyanyikan lagu Indonesia raya, di lanjutkan pembacaan SK kepengurusan MUI Polewali Mandar, yang dibacakan oleh sekretaris umum MUI KH. M. Sahlan, M.AP

Dalam sambutannya ketua umum MUI provinsi Sulawesi Barat, Prof. Dr. KH. Nafis Juaeni mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan pengukuhan ini, karena adanya kerjasama yang baik antara Pemda dan panitia pengukuhan. Ia juga berterimakasih kepada pejabat Bupati Polewali Mandar karena telah memberikan fasilitas tempat, dalam arena pengukuhan tersebut.

Lebih lanjut ketua MUI yang juga mantan ketua pertama STAIN Majene tersebut memberikan suntikan-suntikan motivasi kepada pengurus  baru MUI untuk lebih bekerja ekstra ketat terkait sebagai khadimul ummah atau pelayan umat, dan ke depan pengurus hari ini harus lebih baik dari kepengurusan kemarin, begitupun MUI harus bekerjasama dengan pemerintah, antara MUI dan pemerintah atau ulama dan umarah harus sejalan, pungkas Kyai Nafis.

Sementara itu, KH. Abd. Syahid Rasyid ketua MUI terpilih dalam sambutannya, mengatakan setidaknya ada dua hal yang harus dimiliki pengurus ke depan yaitu yang pertama, bahwa pengurus MUI harus memiliki sifat proporsional dan profesional menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi MUI sebagai lembaga khadimul ummah. Beliau juga menekankan agar menjaga idealisme sebagai pengurus dan tidak mudah terbawa arus dalam faham-faham yang bertentangan dengan tugas utama MUI.

Yang kedua yang harus dijalankan pengurus MUI ke depan agar tetap setia dalam menjalankan atau mendakwahkan visi keislaman dan dikawinkan dengan visi keindonesiaan. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan, karena ini adalah hasil perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Di bagian lain sambutannya Annangguru Syahid, demikian panggilan akrabnya, yang juga pimpinan Pondok pesantren Jare'je Pambusuang juga menyampaikan bahwa kedepan MUI siap menerima kritikan dari berbagai elemen masyarakat demi kemajuan untuk waktu yang akan datang.

Turut memberikan sambutan adalah kepala Kemenag Kabupaten Polewali Mandar, Dr. H. Imran K Kesa. Dalam sambutannya dia lebih banyak menyoroti tentang pendidikan baca Alquran anak-anak SD dan madrasah ibtidaiyah, yang cukup memprihatinkan, ini berdasarkan data yang beliau dapatkan bahwa realitas di lapangan berdasarkan pengalamannya dalam kunjungan ke berbagai sekolah baik ditingkat SD maupun MI. Menurutnya ini tugas pemerintah daerah dan kementerian agama untuk membenahi ini.

Di bagian lain, Dr. Imran juga menyoroti tentang eksistensi MUI yang kurang berdaya dalam menjalankan fungsinya dengan baik karena kurangnya anggaran. Ke depan katanya agar pemerintah daerah memberikan anggaran secukupnya kepada MUI demi untuk berjalannya program-program kerja yang telah diprogramkan MUI selama lima tahun ke depan. Mandeknya program kerja pada kepengurusan tahun kemarin itu karena minimnya anggaran, jadi MUI berjalan apa adanya, tegas Pak Imran.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Sekda Kabupaten Polewali Mandar mewakili Bupati, Beliau menyampaikan selamat kepada pengurus baru, dan menyampaikan bahwa pemerintah siap untuk menerima masukan-masukan dari para ulama demi terwujudnya Polman yang lebih baik. Di samping itu Beliau juga menyampaikan kepada para pengurus MUI tentang banyaknya permasalahan yang dihadapi pemerintah akhir-akhir ini khususnya dalam pengelolaan sampah. Beliau tetap optimis bahwa sampah kedepan akan bisa diatasi dan meminta kepada pengurus MUI untuk memberikan masukan-masukan yang cerdas kepada pemerintah daerah.

Di akhir sambutannya Sekda Polman mengatakan untuk membantu pemerintah khususnya dalam mengangkat kembali budaya-budaya lokal sebagai aset kekayaan atau peninggalan para pendahulu yang bisa membentuk akhlak yang baik untuk generasi ke depan.

(Polewali, 18 November 2024)

Kontributor : Ilham Sopu


Daerah LAINNYA