Masjid Raudhatul Dzakirin Jadi Lokasi Pokjaluh KUA Tinambung Gelar Yasinan Dan Safari Keagamaan

Safari Yasinan Dan Pencerahan Keagamaan di Masjid Raudhatul Dzakirin Desa Lekopa'dis, Edisi Kamis 14/12/2023.

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan Safari Yasinan Dan Pencerahan Keagamaan di Masjid Raudhatul Dzakirin Desa Lekopa'dis, Edisi Kamis 14/12/2023.

Masing-masing dari tim Pokjaluh yang terlibat di kegiatan kali ini adalah Muhammad Bakri Alwi S.Ag selaku MC (Penyuluh Fungsional), Burhanuddin Hamal selaku Imam shalat Maghrib dan penyampai kata pengantar (Penyuluh Fungsional), pemandu bacaan surah Yasin oleh Arham Hafid S.Sos (Penyuluh Spesifikasi Wilayah Desa Sepa Batu) dan pembawa taushiyah merangkap Imam shalat Isya oleh Mutakhar B. Letana S.Ag (Penyuluh Spesifikasi Wilayah Desa Batulaya). Akhir kegiatan ditutup dengan do'a bersama yang dipandu oleh Riyadh S.Pd (Penyuluh Spesifikasi Wilayah Desa Galung Lombok).

Menarik dari pencerahan keagamaan kali ini ketika tim Pokjaluh mengulas Hadits Nabi :

يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ , مَسَاجِدُهُمْ يَوْمَئِذٍ عَامِرَةٌ , وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى , عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ , مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ , وَفِيهِمْ تَعُودُ

Artinya: “Akan datang suatu zaman pada manusia dimana ketika itu Islam tinggal sebatas nama, Al-Qur'an tersisa sebatas tulisan, Masjid-masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah, Dan sungguh fitnah itu akan kembali kepada mereka.” (HR. Al-Baihaqi)

Muatan Hadits tersebut sangat positif direnungkan bersama terutama jika dikaitkan dengan fenomena kehidupan beragama di kekinian. Tidakkah kita sering diperhadapkan pada kenyataan bahwa meski di tataran teoritisnya jelas jika rukun keislaman itu meliputi Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (khusus bagi yang mampu), namun untuk mengerjakannya bisa jadi banyak oknum yang kepatuhannya "dipertanyakan" ?.
Belum lagi, andai pun kita telah mengerjakan itu semua namun penjabaran nilai-nilai sosialnya di berbagai aspek kehidupan tak jarang terlihat bertentangan.

Di saat yang sama, kita tahu bahwa fungsi Al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia menuju keselamatan hidup di Dunia dan Akhirat. Akan tetapi, apakah cara pandang kita memperlakukan Al-Qur'an sudah sebagaimana mestinya, rajin membacanya, tekun mempelajarinya serta mengamalkan keluhuran ajarannya ?.
Tak hanya itu, dimana-mana bangunan Masjid berdiri megah seolah mempersaingkan gaya dan keunggulan arsitekturnya. Namun, bukankah ini menjadi sebuah keganjilan ketika fungsinya sebagai wadah pemersatu ummat "diterlantarkan" hingga tak lagi mensinergikan manusia didalam aktualisasi nilai-nilai sujudnya ?

Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Daerah LAINNYA