Generasi Yang Kuat, Oleh : Ilham Sopu

Generasi Yang Kuat, Oleh : Ilham Sopu

Kehadiran agama adalah sebagai modal dalam memotivasi diri dalam mengarungi perjalanan kehidupan di dunia ini. Agama itu adalah rancangan Tuhan yang dipersiapkan untuk manusia. Keduanya yaitu agama dan manusia adalah ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dengan dua unsur yaitu unsur tanah dan unsur ruh. Fisik manusia itu berasal dari tanah sedangkan ruhani berasal dari ruh ilahi. Ini sangat sejalan dengan firman Tuhan yang mengatakan "Saya Ilhamkan kepada manusia fujur dan ketaqwaan", kedua kekuatan ini selalu bertarung dalam diri manusia.

Bilamana unsur tanah yang menonjol dalam diri manusia, maka akan muncul perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Tetapi kalau yang menonjol adalah unsur ruh, maka yang muncul adalah perbuatan-perbuatan yang baik. Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk yang lebih condong kepada kebenaran, sekalipun kadang juga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan fitrahnya.

Ada perjanjian yang pernah dilakukan oleh manusia kepada Tuhan, yaitu perjanjian primordial, sewaktu manusia belum lahir ke dunia, Tuhan pernah bertanya kepada manusia, bukankah aku ini Tuhanmu, lalu manusia menjawab, iya engkau adalah Tuhanku, kami bersaksi. Itulah adalah perjanjian primordial, itulah perjanjian yang mengikat manusia, bahwa manusia akan mengingat Tuhan, karena memang benih-benih sifat ketuhanan yang ada dalam diri manusia, benih-benih itu akan selalu muncul dalam diri manusia.

Ini diperkuat dengan salah satu hadis yang mengatakan bahwa "Bahwa sesungguhnya Allah menciptakan Adam menurut gambarnya". Gambar Tuhan yang dimaksud disini adalah sifat-sifat ketuhanan yang terinstall ke dalam diri manusia. Oleh sebab itu manusia bisa mendeteksi kebaikan atau kebenaran bilamana memanfaatkan fasilitas Tuhan berupa hati nurani yang dimiliki manusia. Rasul pernah menyuruh sahabatnya untuk memfungsikan hati nuraninya, supaya sahabat ini dapat mendeteksi kebaikan dan dosa. Nabi dalam sabdanya mengatakan, kebaikan adalah yang membuat jiwa tenang dan yang membuat hati tenang. Jadi dengan mengaktifkan fasilitas nurani kita bisa mendeteksi kebaikan, tentu saja nurani yang tidak terhalangi oleh tirai yang menutupinya. Bisa saja nurani tidak bisa mendeteksi bilamana banyak noda-noda dosa yang menghalangi berfungsinya nurani.

Begitupun dengan dengan dosa, itu bisa dideteksi oleh nurani, karena nurani itu bersifat cahaya, jadi dengan kebercahayaan nurani, dosa bisa dirasakan oleh manusia yang mengfungsikan nuraninya. Dosa adalah apa yang membuat hatimu tenang dan membuat hatimu terguncang. Dan tentu saja nurani yang tidak terhalang atau tertirai dengan banyaknya akumulasi dosa yang dilakukan sebelumnya. Itulah yang membuat manusia menjadi makhluk rohani sekaligus makhluk jasmani. Keduanya menjadikan manusia makhluk yang terbaik jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.

Disinilah letak kekuatan manusia, sebagai makhluk jasmani sekaligus makhluk ruhani. Artinya bahwa manusia dapat menjadi wakil Tuhan di muka bumi karena memang asalnya dari tanah, itu sifat primordial dari manusia. Supaya sukses menjadi khalifah manusia diberikan fasilitas lebih jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain, yakni fasilitas ruhani. Disinilah manusia yang memanfaatkan kedua fasilitas tersebut akan menjadi makhluk yang kuat. Dan kita disindir oleh Tuhan jika akan meninggalkan generasi yang lemah, tentu saja lemah di sini, lemah secara komprehensif, apakah lemah secara fisik, secara ekonomi, lemah intelektual, spritual, emosional dan lain-lain.

Dalam surah (QS.3. 9), Disebutkan"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka", Disini Tuhan memberikan warning yang cukup tegas bahwa keturunan harus menjadi tugas utama kita karena mereka adalah aset yang cukup berharga, untuk melanjutkan kekhalifahan di bumi ini. Orang yang bisa melanjutkan misi kekhalifahan adalah orang kuat bukan orang yang lemah, hanya kekhalifahan yang kuat yang bisa melanjutkan misi kenabian.

Kekuatan-kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan ilmu, kekuatan iman, kekuatan spritual. Kekuatan fisik haruslah dilandasi dengan kekuatan yang lain. Dalam salah satu peperangan yang diikuti Nabi, yang merupakan peperangan yang besar, setelah pulang dari peperangan tersebut, Nabi mengatakan "Kita baru pulang dari jihad kecil dan akan menuju jihad yang lebih besar".Yang dimaksud Nabi di sini perang yang lebih besar adalah perang perang melawan hawa nafsu. Kekuatan untuk melawan hawa napsu bukanlah kekuatan secara fisik tapi kekuatan non fisik, yaitu kekuatan kesabaran atau kekuatan emosional, atau dalam bahasa kontemporernya adalah kecerdasan emosional.

Kemudian dihadis yang lain Nabi pernah bersabda, bahwa "Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah". Lagi-lagi yang kuat di sini bukan hanya secara fisik tetapi yang lebih penting dari itu adalah kuat menahan amarahnya, atau orang cerdas dalam memenej amarahnya ketika dia marah. Betapa Nabi sangat memuji orang kuat dalam berbagai perspektif. Bahkan ketika pun kita tidak bersalah dan orang mencaci kita, kita sabar dalam menerima cacian, kita masuk dalam kategori orang yang hebat dan kuat, bahkan orang seperti ini dipuji oleh Nabi. 

Pernah suatu ketika Abu Bakar berjalan-jalan bersama Nabi,lalu ada yang mencaci maki Abu Bakar dan Abu bakar tidak pernah merasah bersalah terhadap itu, Abu Bakar tersenyum saja ketika orang itu mencaci maki tersebut. Nabi ikut tersenyum ketika melihat Abu Bakar tersenyum, ketika orang itu mencaci terus Abu Bakar, kemudian Abu Bakar tidak tahan, lalu dia membalas cacian orang itu. Dan ketika Abu Bakar membalas cacian kemudian Nabi meninggalkan Abu Bakar, Abu Bakar heran kenapa Nabi tersenyum ketika dia tidak membalas cacian orang itu, dan mengapa Nabi meninggalkannya ketika dia membalas caciannya. 

Besoknya Abu Bakar mencoba untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi, kemudian Nabi menjawab, bahwa ketika Abu Bakar tidak membalas cacian orang, Nabi melihat malaikat sibuk memindahkan kebaikan orang itu kepada Abu Bakar, dan kesalahan Abu Bakar dipindahkan ke orang tersebut. Dan ketika Abu Bakar mencoba membalasnya, Malaikat juga berhenti melakukan pemindahan kebaikan orang itu kepada Abu Bakar. Kisah-kisah ini memberikan pelajaran kepada kita betapa beruntungnya orang yang kuat, kuat dalam menahan atau membalas perbuatan-perbuatan yang ditujukan kepada kita. Ini juga suatu kekuatan yang hebat karena ini berkaitan kualitas diri seseorang.

Akhirnya orang yang kuat, baik kuat secara fisik lebih-lebih kuat secara keilmuan, keimanan, spritual, emosional, itulah orang-orang yang telah dipuji Nabi dan orang yang selamat dalam menjawab tantangan zaman yang semakin menantang ke depan.

 

Bumi Pambusuang,  24 Februari 2023


Daerah LAINNYA