Spritualitas dan sandeq, dua hal yang berbeda. Spritualitas itu abstrak sementara sandeq itu kongkrit atau nampak. Dalam ilmu semiotika atau ilmu tentang "tanda", ada makna denotasi dan makna konotasi. Denotasi makna yang sebenarnya, sedangkan konotasi adalah makna interprestasi, atau ada makna lain dari kata tersebut. Ada makna teks dan makna konteks, tapi semiotika berangkat dari teks, kemudian ke konteks, ada keterkaitan antara teks dan konteks.
Lalu apa kaitan antara spritualitas dengan sandeq, secara makna denotatif, tidak ada keterkaitan antara keduanya, sandeq adalah benda mati yang tidak bisa mengekspresikan nilai-nilai spiritual untuk dirinya. Sandeq adalah perahu tradisional orang mandar, yang dipakai untuk menangkap ikan di laut, yang sekarang dipakai sebagai balapan untuk lomba. Sandeq sudah mengalami transformasi, yang tadinya agak lebar dan besar dan sekarang sudah sangat ramping dan mengecil dan punya nilai estetika yang indah.
Lalu apa nilai-nilai spiritual dalam diri sandeq ketika berlari di atas lautan yang luas. Inilah yang kurang mendapat perhatian kita, ketika kita menyaksikan perlombaan berlari perahu sandeq. Kita hanya menyaksikan sandeq berlari cepat ketika tertiup angin, kita hanya melihat kecepatan berlarinya, kita hanya kagum dengan kulit luar atau bodinya sandeq ketika berlari cepat, tanpa pernah merenung, nilai intrinsik dalam diri sandeq ketika berlari. Ibarat dalam beragama, kita beragama secara eksoterik saja, kita terpaku dengan formalitas beragama, tanpa pernah tertarik dengan esoterisme dalam beragama.
Kita bersandeq hanya melihat bayangan-bayangan fatamorgana, yang secara kasat mata sangat menarik diliat dari jarak jauh, tetapi setelah mendekat tidak sesuai apa kita bayangkan, kita mengalami kekeringan spritual, kita tidak pernah memandang dengan batin, dibalik berlarinya beberapa sandeq di lautan yang luas. Betapa indahnya sang pencipta dibalik keindahan ketika para sandeq berjejer, dengan keseimbangan dalam berlari.
Ketika sang sandeq berlari disitu peran-peran atau kuasa Tuhan menampakkan diri dalam diri sandeq. Banyak simbol-simbol yang berperan dalam sandeq ketika berlari, mulai dari bodi sandeq yang memanjang, yang menyerupai itik yang panjang, dan punya model yang estetik. Dan simbol sayap yang seimbang, sehingga berlari dengan lurus, itu artinya bahwa keseimbangan dalam menjalani kehidupan sangat urgen untuk kita lakukan, ibarat sayap seekor burung yang terbang di langit yang biru, itu punya keseimbangan pada sayapnya. Dalam perspektif agama ajaran keseimbangan sangat dikedepankan. Dalam menjalankan agama kita disuruh untuk mencari kehidupan akhirat, tapi jangan pernah melupakan nasib kamu di dunia. Itulah ajaran keseimbangan.
Begitupun dengan simbol tiang berdiri diatas sandeq, ada makna yang sangat besar terhadap simbol tiang tersebut, simbol tiang sebagai tempat mengikat kain yang berbentuk segitiga supaya sandek berjalan seimbang dan cepat. Dalam agama tiang itu ibarat shalat, ibaratnya ada tiang yang lurus ke langit dan yang horizontal, disitu terjadi keseimbangan ketika sandeq berlari, keduanya tidak bisa dipisahkan. Ibarat simbol dalam shalat, ada simbol takbir dan ada simbol taslim, takbir itu adalah simbol vertikal, hubungan kepada Tuhan, dan simbol taslim atau salam sebagai simbol hubungan kepada sesama manusia.
Dan yang paling penting adalah simbol yang ada dibelakang sandeq, yaitu alat setir atau "guling" dalam bahasa mandarnya. simbol ini akan memberikan arah yang tepat dalam berlari sang sandeq, inilah yang akan memuluskan perjalanan sang sandeq dan bisa mencapai tujuan dengan tepat, tanpa ini sandeq akan berputar-putar di tempatnya tanpa arah yang jelas. Dalam simbol agama, inilah yang disebut kalimat syahadat, sebagai pondasi dalam beragama, semakin bagus ketauhidan kita dalam beragama itu akan mempermudah melakukan amal-amal sosial dalam beragama.
Dan yang terakhir perlu kita renungi adalah adalah para pelaku atau orang-orang menjalankan sandeq, mereka ini subyek sekaligus obyek yang berperan besar terhadap jalannya sandeq, mereka ini manusia-manusia pilihan yang sudah sangat memahami dalam mengoperasikan jalannya sandeq, sudah sangat paham simbol-simbol sandeq dengan berbagai fungsinya, artinya bahwa manusia itu wakil-wakil Tuhan, khalifah Tuhan di muka bumi, mesti harus faham agama yang telah diturunkan oleh Tuhan.
Itulah nilai-nilai spiritual yang harus dipahami oleh para pencinta sandeq, bahwa disamping ada pemandangan perlombaan berlari sandeq, mesti kita melihat lebih dalam lagi makna-makna intrinsik ketika sang sandeq berlari, itulah yang saya maksud ada makna spritual ketika sang sandeq berlari.
(Bumi Pambusuang, 27 Agustus 2025)