Pokjaluh KUA Tinambung Lakukan Safari Yasinan di Masjid Al-Furqan Talolo Desa Batulaya

Pokjaluh KUA Tinambung lakukan Safari Yasinan di Mesjid Al-Furqan Talolo Desa Batulaya, Kamis 09/11/2023

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan Safari Yasinan di Mesjid Al-Furqan Talolo Desa Batulaya, Kamis 09/11/2023 Pukul 18.00 Wita s/d Selesai.

Masing-masing dari tim Pokjaluh yang terlibat di kegiatan kali ini adalah Muhammad Bakri Alwi S.Ag (Penyuluh Fungsional) selaku Imam shalat Maghrib, kata pengantar oleh Burhanuddin Hamal (Penyuluh Fungsional), pemandu bacaan surah Yasin oleh Arham S.Sos (Penyuluh Spesifikasi Desa Sepa Batu) dan pembawa taushiyah merangkap Imam shalat Isya oleh Ustadz Riyad A.Ma (Penyuluh Spesifikasi Desa Galhng Lombok).

Di segmen kata pengantar, tergagas pencerahan seputar konsepsi "keseimbangan" yang menjadi syarat pemberdayaan realitas beragama. Bahwa posisi sebagai mahluk sosial terlebih selaku hamba Tuhan akan selalu diperhadapkan pada dua warna situasi hidup yang sekilas nampak berĺawanan. Akibatnya, banyak orang terbilang sukses menjalani ujian kehidupan yang sifatnya lapang dan menyenangkan tetapi "gagal" ketika hal menyedihkan (duka cita kehidupan) ganti menyapanya ?
Pun, terkadang tak sedikit diantara kita yang mampu bersabar dalam kesedihan dan penderitaan tetapi justru menjadi "lupa diri" ketika Tuhan mengujinya lewat hal-hal yang menggembirakan.

Karena itu, KESABARAN di jalan Tuhan pada dasarnya tak identik dengan karakter banyak diam atau sedikit bicara, melainkan aktualisasinya mengacu pada keistiqamahan diri didalam mengolah silih bergantinya "ujian-ujian kehidupan".(muatan QS. Al-Baqarah: 153-157).

Selanjutnya, disamping situasi jamaah terlihat fokus menuntaskan bacaan surah Yasin secara berjamaah, segmen taushiyah pun lebih menekankan urgensi "Amar Ma'ruf Nahi Munkar" sebagai diantara kewajiban penghambaan. Hanya saja, ketika suatu kemudharatan tak bisa dibendung lewat "tangan-tangan kekuasaan" maka kekuatan "lisan" (syi'ar agama lewat ceramah dan semacamnya) menjadi solusi kedua. Jika pun ini tak mempan maka alternatif terahirnya adalah ikhtiyar do'a melalui wadah hati. Meski demikian, solusi ketiga ini diklaim oleh Nabi sebagai iman yang respeksitasnya paling rendah.

Pada sisi yang terkait, pengaruh dari status kemakhlukan sebagai manusia menyebabkan kadar iman menjadi keluar masuk (tidak stabil). Namun demikian, tetap menjadi sebuah kewajiban yang mesti diperjuangkan agar eksistensi diri selaku hamba Tuhan terkendali didalam tatanan-tatanan nilai yang semestinya.

Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Wilayah LAINNYA