Perkuat Implementasi ZI Menuju WBK dan WBBM, Kakanwil Adnan Tekankan Pentingnya Budaya Kerja Berbasis Spiritual

Rapat evaluasi Triwulan I dalam rangka implementasi pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM

Mamuju (Humas Kanwil) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, H. Adnan Nota, memimpin langsung rapat evaluasi Triwulan I dalam rangka implementasi pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), yang digelar di ruang rapat Kakanwil. (Kamis, 15/05/2025)

Dalam rapat tersebut, Kakanwil menekankan pentingnya penguatan budaya kerja berbasis nilai-nilai spiritual dan integritas. Salah satu poin penting yang diangkat adalah penguatan program GEMBIRA (Gerakan Munajat Bersama Ibadah untuk Raih Kinerja), yang menurutnya perlu dinarasikan secara sistematis dan dijadikan sebagai bagian dari regulasi resmi melalui Surat Keputusan (SK).

“Hari ini saya minta tolong dibuatkan tim untuk menarasikan apa sesungguhnya itu item-item dari kata GEMBIRA itu. Gerakan itu adalah kegiatan sistematis yang dilakukan seluruh ASN. Munajat itu memohon kepada Yang Kuasa, ibadah ya tentu ibadah – salat duha, dzikir, tahlilan, atau ibadah sesuai dengan agama masing-masing,” ungkap H. Adnan Nota.

Ia menegaskan bahwa konsep dasar dari GEMBIRA adalah untuk memperoleh ketenangan hati melalui ibadah, karena dari ketenangan itulah kinerja yang optimal akan tumbuh.

Selain itu, dalam aspek Akuntabilitas Capaian Kinerja, Kakanwil menyampaikan rasa syukurnya karena capaian kinerja Triwulan I berhasil mencapai 100%.

“Alhamdulillah saya sangat gembira karena 100% katanya, itu capaian kinerja pada triwulan I,” ujarnya.

Dalam hal pengawasan, melalui masukan dari Tim Pokja Pengawasan, Kakanwil menekankan pentingnya semua terkonsentrasi pada website dan platform media sosial instansi Kanwil Kemenag Sulbar.

“Saya tidak apa-apa sebenarnya, tapi sangat berharap semua yang berhubungan dengan publik terkonsentrasi di website dan platform media sosial kita,” tegasnya.

Terkait Whistleblowing System (WBS), H. Adnan Nota menekankan urgensi kehadiran sistem ini sebagai cermin bagi setiap individu dalam organisasi.

“Yang susah hari ini adalah orang bercermin – ada tahi lalat di hidung tapi tidak mau mengakuinya. Maka WBS itu penting,” katanya.

Ia juga menyinggung pentingnya survei layanan publik sebagai bagian dari standar pelayanan yang ditetapkan oleh Kemenpan-RB, serta menekankan bahwa standar tersebut tidak boleh dimanipulasi, melainkan dimodifikasi untuk lebih memudahkan masyarakat.

Diakhir arahannya, Kakanwil meminta percepatan pembentukan tim untuk beberapa program strategis seperti GEMBIRA dan GASPUL (Gerakan Akselerasi Pelayanan untuk Umat), lengkap dengan penerbitan SK agar tim yang terbentuk memiliki tanggung jawab dan peran yang jelas.

“Tolong dibuatkan tim, siapa yang tangani GEMBIRA, siapa GASPUL, dan dibuatkan SK-nya supaya lebih permanen. Nanti kalau ada maintenance, mereka yang bertanggung jawab,” pungkasnya.

Rapat evaluasi ini dihadiri oleh para pejabat struktural, ketua pokja ZI, serta perwakilan ASN dari masing-masing bidang, dan diharapkan menjadi pemicu percepatan reformasi birokrasi dan pelayanan publik di lingkungan Kanwil Kemenag Sulawesi Barat.


Wilayah LAINNYA