Haji 2024

Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1445 H / 2024 M Berjalan Lancar, Kanwil Kemenag Sulbar Gelar Tasyakuran

Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1445 H / 2024 M Berjalan Lancar, Kanwil Kemenag Sulbar Gelar Tasyakuran

Mamuju (Kemenag) -- Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahjn 1444 H / 2024 M menuai pujian dan apresiasi dari para Jemaah Haji, sejumlah testimoni tentang sukses haji berdatangan baik dari jamaah, mitra kerja, pengamat, praktisi, masyarakat umum, dan unsur lainnya.

Karena kesuksesan ini maka Kementerian Agama menyelenggarakan tasyakuran serentak seluruh Kanwil Kemenag se-Indonesia (23/07/2024), sebagai bentuk rasa syukur dan juga sekaligus menandai telah berakhirnya operasional penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1445 H / 2024 M, termasuk di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat. 

Dalam laporannya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah H. Ahamd Barambangy menjelaskan bahwa total Jamaah Haji tahun ini sebanyak 1453 orang dengan kuota tambahan 65 orang, totalnya 1518 orang.

Sementara itu, jamaah indonesia yang wafat di tanah suci berjumlah 461 jemaah. Dsri jumlah tersebut sebanyak 2 orang jemaah yang berasal dari Sulbar. Adapun data jemaah haji termuda berusia 18 tahun dan yang tertua 92 tahun.

Melalui tasyakuran ini H. Ahmad Barambangy mengajak seluruh insan Kanwil Kemenag Sulbat bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini. Ia menjelaskan bahwa melalui rasa syukur setiap manusia terus meningkatkan kualitas hidupnya.

"Kita bersyukur dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Jika kita terus bersyukur maka secara tidak langsung kita berusaha meningkatkan kualitas hidup kita menjadi lebih baik," pungkasnya.

Pada kesempatam yang sama Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota menjelaskan bahwa saat ini gaung kepuasan penyelenggaraan ibadah haji terdengar dari sabang sampai merauke.

"Bunyi rasa kepuasan ini bukan dari Kementerian Agama sendiri tapi dari akar rumput, dari sabang sampai merauke," ungkapnya.

Menurutnya, energi Menteri Agama Gus Yaqut yang begitu kuat sehingga bisa mengupayakan urusan haji ini berjalan lancar dan dirasakan oleh masyarakat melalui inovasi-inovasi layanan prima.

Yang pertama, Istitha'ah kesehatan, inovasi ini menjadi penting, karena dengan persiapan kesehatan yang matang sebelum menjalankan ibadah haji, maka jemaah haji menjadi lebih siap. Terlebih lagi bagi jemaah yang sudah berusia lansia.

Istitha’ah adalah syarat syar’i sehingga seorang calon jemaah haji dinyatakan lolos memenuhi persyaratan untuk melaksanakan haji. Sebelum 2024, seorang jemaah haji yang telah masuk dalam daftar tunggu diwajibkan melakukan pelunasan dan baru kemudian melakukan cek istitha’ah. Oleh Gusmen, proses demikian dibalik dengan cek istitha’ah sebelum pelunasan. Ini merupakan perbaikan penyelenggaraan ibadah Haji tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan tingginya angka kematian jemaah Haji.

"Apa yang dilakukan gusmen hari ini memberikan efek yang bagus dalam hal perjalanan ibadah jemaah selama di tanah suci," terangnya.

Kedua, pengadaan fast track (Mecca Road) di tiga embarkasi dengan jumlah jemaah haji terbesar, yaitu Embarkasi Jakarta, Embarkasi Solo, dan Embarkasi Surabaya. Fast track merupakan inovasi langkah luar biasa dalam rangka “memindahkan” proses imigrasi dari Arab Saudi ke Indonesia. Dengan fast track yang telah dilakukan awal di embarkasi keberangkatan, proses imigrasi bagi jemaah haji sesampainya di Arab Saudi tidak perlu dilakukan. Sebelumnya, perlu waktu panjang dalam proses imigrasi saat ketibaan di bandara Arab Saudi.

Ketiga, layanan konsumsi penuh kepada seluruh jemaah haji selama di Makkah. Inovasi ini menjadi yang pertama dalam penyelenggaraan ibadah haji dengan kuota normal, bahkan dengan tambahan jemaah. Sebelumnya, layanan serupa pernah diberikan pada 2022 saat kuota jemaah masih dibatasi karena pandemi COVID-19.

"Selama di Makkah, jemaah akan menerima 82 kali makan, termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari. Selain itu, jemaah juga mendapatkan snack serta konsumsi pelengkap lainnya yang disiapkan oleh penyedia yang telah ditunjuk.

Tidak hanya itu, pada tanggal 8 dan 13 Zulhijjah 1445 H, jemaah juga akan mendapatkan makanan siap saji. Selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah akan menerima 15 kali makan, terdiri dari enam kali makanan siap saji dan sembilan kali makanan segar. 

Keempat, inovasi murur. Murur berarti melintas, yaitu untuk menyebut jemaah haji dari Arafah yang hendak menuju Muzdalifah dan melanjutkan ke Mina untuk mabit/menginap, akan tetapi dilaksanakan dengan melintasi Muzdalifah, tanpa mabit.

Murur adalah inovasi layanan ibadah dalam sejarah perhajian di Indonesia. Kebanyakan inovasi selama ini adalah inovasi perbaikan dalam layanan non ibadah, seperti kesehatan, transportasi, akomodasi, konsumsi, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan fatwa kebolehan murur dari ormas-ormas keagamaan, Menteri Agama memerintahkan perpindahan jemaah haji lansia, risti (risiko tinggi), dan difabel dari Arafah ke Mina melalui skema murur di Muzdalifah. Pertimbangannya adalah kemudaratan bahwa luas area Muzdalifah dibagi untuk total kuota jemaah haji Indonesia hanya tersedia 0,29 m2 untuk setiap jemaah haji. Hasilnya, 53.863 Jemaah Haji lansia, risti (risiko tinggi), dan difabel dapat dimururkan. Sehingga, jumlah jemaah haji yang mabit di Muzdalifah turun signifikan dan berimbas pada lancarnya proses mabit di Muzdalifah.

Kelima, tanah zulminah, tahun ini jamaah yang kesulitan tidur di tempat terbuka atau dari sisi kesehatan berhalangan maka diperbolehkan ke hotel untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

"Inovasi-inovasi inilah yang diberikan oleh Kementerian Agama sehingga layanan prima betul-betul dirasakan oleh masyarakat," jelas Kakanwil Adnan.

"Mudah-mudahan apa yang telah kita berikan kepada masyarakat mulai keberangkatan dari Sulbar hingga kepulangan di Sulbar berjalan dengan baik. Saya mewakili Menteri Agama menyampaikan terima kasih banyak atas layanan prima yang telah diberikan," harap Kakanwil.

"Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah kita," tutup Kakanwil Adnan menutup sambutannya.

Sementara itu, mengutip laman Kemenag RI Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama, Wibowo Prasetyo mengajak jajaran Kemenag untuk tidak terpancing dengan isu Pansus haji. Sebaliknya, jajaran Kanwil terus menyampaikan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sesuai data dan faktanya. Banyak testimoni tentang sukses haji baik dari jamaah, mitra kerja, pengamat, praktisi, masyarakat umum, dan unsur lainnya.

“Sampaikan kesuksesan haji kepada publik sesuai fakta dan data!," kata Wibowo.

Sejumlah keberhasilan dari penyelenggaran ibadah haji 2024 di antaranya kuota haji tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 241.000 orang, keberadaan fasttrack di tiga bandara yang sangat membantu jamaah, layanan konsumsi dengan cita rasa nusantara tiga kali sehari juga memanjakan lidah jamaah, sebanyak 6.736 kambing dam dikelola dengan baik oleh PPIH, dengan 2000 kambing dikirim ke Indonesia sebagai upaya pengentasan stunting.

Tahun ini, ada 293 jemaah haji lanjut usia terfasilitasi safari wukuf ramah lansia non-mandiri dan disabilitas, 425 bus sholawat dengan 22 cadangan standby 24 jam, serta pelayanan optimal dari 170 hotel di Makkah dan 117 hotel di Madinah bagi jamaah Indonesia.

Sukses murur juga mewarnai penyelenggaraan haji tahun ini. Pasalnya, pukul 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS), seluruh jamaah di Muzdalifah sudah diberangkatkan menuju Mina. Kementerian Agama pun tidak alergi dengan kritik, melalui aplikasi Kawal Haji, jamaah atau masyarakat Indonesia bisa memberikan kritik atau saran. Seluruhnya terekam dan termonitor dengan baik oleh tim Humas, Data dan Informasi Kemenag Pusat.

“Satgas 24 jam standby memberikan pelayanan terbaik bagi kegembiraan jamaah. Jangan sampai segala upaya yang kita usahakan selama ini mencederai umat,” demikian Wibowo.


Wilayah LAINNYA