Konsep Merdeka Belajar Untuk Mengetahui Kebutuhan Peserta Didik Dalam Belajar

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah saat memberikan arahan di apel pagi, senin 20/2/2023.

Mamuju (Humas kanwil) Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia terus melakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan, mulai dari kurikulum, siswa serta tenaga pengajar, Demikian ilustrasi kabid Pendidikan Madrasah H. Misbahuddin saat menjadi pembina apel di halaman kanwil kemenag Sulbar, Senin, 20 februari 2023.

" Pada tahun 2022 Kemendikbud ristek telah meluncurkan Kurikulum Merdeka belajar sebagai bentuk evaluasi kurikulum 2013 serta untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dimasa pandemi covid-19.

Kemampuan dan minat para siswa juga menjadi alasan kuat Kurikulum Merdeka Belajar dianggap sebagai konsep relevan untuk menjawab kebutuhan pendidikan saat ini di indonesia. Konsep merdeka belajar merupakan suatu pendekatan yang dilakukan agar setiap siswa memilih pelajaran yang ia minati. Dengan adanya konsep tersebut diharapkan para siswa mampu meningkatkan potensi dan mengoptimalkan bakatnya. " urai ketua bakomubin Provinsi Sulawesi Barat ini penuh Asa.

Lebih lanjut ia menyampaikan tentang Konsep Multiple Intelgence atau Kecerdasan Majemuk yang merupakan sebuah konsep penilaian kecerdasan seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Menurutnya, Konsep yang di perkenalkan oleh Psikolog Harvard, Howard Gardner pada tahun 1983 tersebut memiliki beberapa indokator :

1. Kecerdasan Spasial (Visual) yang merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan warna, arah dan ruang secara akurat. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi seorang pelukis, arsitek dan seniman

2. Kecerdasan Linguistik (Verbal) merupakan kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan dapat menerjemahkan dalam bahasa yang lugas. Anak dengan karakteristik ini berpotensi menjadi seorang penulis dan seorang pengarang novel.

3. Kecerdasan Logis (Matematika) dapat diartikan sebagai kemampuan nalar yang tinggi. Anak dengan jenis kecerdasan ini dapat menganalisis masalah secara logis. Mereka berpikir secara konseptual tentang angka, hubungan dan pola.

4. Kecerdasan Kinestetik (Jasmani) adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan keinginan otak. Anak dengan kemampuan di bidang ini memiliki koordinasi gerak fisik, mata dan kontrol motorik yang baik.

5. Kecerdasan Musik merupakan kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap melodi, ritme dan nada dari musik yang didengar.

6. Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri, memiliki rasa empati yang tinggi dan suka menolong orang lain.

7. Kecerdasan Intrapersonal Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal pandai menyadari emosi, perasaan, dan motivasi diri sendiri. Kecerdasan ini dapat membantu merefleksikan dan mengevaluasi diri, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

8. Kecerdasan Naturalistik ini menjadi teori terbaru dari Gardner. Menurutnya, anak dengan jenis kecerdasan naturalistik bisa lebih selaras dengan alam dan seisinya. Mereka sangat peka dan menyadari perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Dengan dua konsep tersebut, Ia mengatakan jika struktur kurikulum akan lebih fleksibel dan jam pelajaran ditargetkan dapat terpenuhi dalam satu tahun. Fokusnya pun pada materi yang esensial sehingga capaian pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun." Kata mantan kabid PHU dan bimas islam ini penuh semangat.

Diakhir arahannya, H. Misbahuddin mengatakan, "bahwa Kurikulum merdeka dan teori Multiple intelligence menjadikan pembelajaran di Madrasah atau sekolah fleksibel sesuai kecenderungan siswa.

Selain itu konsep ini juga memberikan keleluasaan bagi tenaga pendidik untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa. " Tutupnya penuh hikmah (Mar)


Wilayah LAINNYA