Kakanwil Sampaikan Pesan Moderasi Beragama Pada Perayaan Maulid Nabi di Ponpes Shirotul Fuqoha'

peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren Shirothul Fuqoha' Desa Balanti, Kec. Baras Kab. Pasangkayu. (Minggu, 24/09/2023)

Pasangkayu (Humas Kanwil) - Disela-sela padatnya kegiatan, Kakanwil Kemenag Sulbar Syafrudin Baderung didampingi Kabid. Pendidikan Madrasah menyempatkan hadir diacara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren Shirothul Fuqoha' Desa Balanti, Kec. Baras Kab. Pasangkayu. (Minggu, 24/09/2023)

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw ini juga dirangkaikan dengan tasyakuran lembaga pendidikan MTs. Shirotul Fuqoha' yang telah resmi terdaftar pada Kementerian Agama RI.

Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi dengan penuh sukacita, tak terkecuali dengan Indonesia.

Di awal sambutannya, Kakanwil Kemenag Sulbar, Syafrudin Baderung mengungkapkan apresiasi diberikan kepada MTs. Shirotul Fuqoha' yang telah memiliki izin operasional yang terdaftar di Kementerian Agama dan diharapkan semua madrasah memiliki ijin operasional.

Ia menyebutkan, Kementerian Agama tidak mempersulit pengurusan surat izin operasional. "Siapapun yang ingin mendirikan lembaga-lembaga keagamaan, seperti contoh kalau ingin mendirikan pondok pesantren syaratnya ada lima yaitu harus ada penanggung jawab, santrinya minimal 15, ada asramanya, ada musholla atau masjid dan terakhir ada kajian kitabnya," sebutnya.



Selanjutnya, tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak usah menjadi pertentangan. Jika ada yang mengatakan tidak ada perayaan maulid pada zaman Nabi, itu salah. Ternyata, berbagai perayaan dan tradisi itu semata-mata berkaitan dengan hal-hal yang tidak baik.

Selain itu, moderasi beragama ada kembali dibumikan oleh Kakanwil di peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, Ia menerangkan, ada 4 ciri-ciri yang harus diketahui dalam bermoderasi beragama, yang pertama paham kebangsaan, anti kekerasan, toleran dan menghargai tradisi.

Ciri moderasi beragama yang pertama adalah paham kebangsaan. Lambang negara Indonesia yakni burung garuda. Terpilihnya burung garuda karena ditakutkan ada yang mengklaim kalau hewan yang dipilih dari daerah yang memiliki hewan khas.

Akidah dan syariat tidak boleh ada tawar-menawar dan harus berpegang teguh pada keduanya. Tidak ada kaitannya moderasi beragama dengan akidah dan syariat, akan tetapi hubungannya dengan moderasi beragama ketika berhubungan dengan antar sesama manusia, kata Kakanwil.

Syafrudin Baderung menerangkan bahwa Kabupaten Pasangkayu ini, tepatnya di Kecamatan Baras terdapat beberapa agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.

"Ketika kita berhubungan dengan masyarakat maka moderasi beragama itu sangat penting," terangnya.

Ia berharap pondok pesantren Shirotul Fuqoha' untuk menjaga kecintaannya terhadap bangsa dan negara Indonesia, jangan sampai pondok pesantren ini disusupi oleh hal-hal yang tidak mencintai tanah air.


Wilayah LAINNYA