Mamuju Tengah (Humas) – Sebanyak 30 orang guru swasta mengikuti kegiatan Pembinaan Kapasitas SDM Guru Madrasah Lingkup Kantor Kementerian Agama Kab. Mamuju Tengah. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat sebagai narasumber mengungkapkan bahwa kualitas madrasah swasta tidak kalah dengan madrasah negeri. (Rabu, 15/02/2023)
Dalam pembukanya, Kakanwil mengungkapkan bahwa melihat perkembangan dunia pendidikan saat ini, Indonesia bisa dikatakan tertinggal jika kita melihat dari perkembangan teknologi pendidikan. Namun jika dilihat dari sumber daya guru, Indonesia tidak tertinggal, karena terbukti Indonesia ketika membawa siswa berlomba di level internasional apapun lombanya rata-rata meraih juara.
Dicontohkan Kakanwil, Siswa kelas 2 SD asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay berhasil menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022. Untuk diketahui, International Abacus World Competition 2022 merupakan kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia yang diselenggarakan oleh International Abacus Brain Gym (ABG).
Bocah yang akrab disapa Nono itu berhasil mengalahkan 7.000 peserta lainnya dari seluruh dunia. Ia menjadi satu-satunya siswa asal Indonesia yang mampu meraih peringkat pertama pada kompetisi tersebut semenjak ABG didirikan sejak 2003 silam.
Melalui contoh tersebut H. Syafrudin memastikan bahwa dari sisi kualitas Indonesia tidak kalah dan melalui contoh itu pula Kakanwil pun berharap kepada guru-guru agar tidak berkecil hati walaupun tinggal di Mamuju Tengah yang secara geografis berada di tengah perkebunan sawit.
“Kita berada dimanapun tergantung kita, kalau kita guru-guru berpikir sempit bahwa kita bekerja hanya unutk menggugurkan kewajiban kita sebagai guru maka Madrasah itu akan mati. Tapi orang di swasta tidak berpikiran seperti itu. Jangankan diangkat menjadi PPPK, tidak diberi honor pun madrasah tetap mereka jalankan,” ungkap Kakanwil.
Kakanwil pun mengatakan bahwa kualitas madrasah swasta tidak kalah dengan madrasah negeri, karena menurutnya kalau madrasah swasta berprestasi itu karena usaha mereka sendiri, dan kalau madrasah negeri beprestasi wajar karena telah difasilitasi negara, berbeda dengan swasta yang harus mengusahakan semuanya sendiri.
“Jadi teman-teman semuanya, kapasitas kita tergantung kita sendiri,” pungkasnya.
“Membangun dari hati, dan saya yakin bapak-ibu ini bekerja dari hati semuanya jadi tidak usah berkecil hati di swasta. Yang jelas kalau kita punya niat yang baik untuk memajukan madrasah maka pasti madrasah ini akan maju,” jelasnya dengan memberikan semangat kepada pada peserta.
Pria yang pernah menjadi guru madrasah ini pun mengajak para guru buat yang terbaik. “Berbuat dengan hati saya yakin madrasah akan bagus. Madrasah swasta itu tidak kurang kualitasnya walaupun fasilitasnya penuh dengan kekurangan tapi apa yang kita ajarkan kepada anak-anak di swasta itu lebih bermakna dibanding yang negeri, karena saya yakin itu dengan hati,” urainya.
Sesi tesebut berlangsung cukup menarik karena seluruh peserta mendengarkan penyampaian Kakanwil dengan sangat antusias. Berbagai pengalaman pun dibagikan Kakanwil kepada seluruh peserta. Diakhir materinya Kakanwil mengungkapkan bahwa kebahagiaan guru adalah ketika melihat anak didiknya sukses.
“Yang kita ajarkan ini anak bangsa, anak sulbar, anak mamuju tengah, anak-anak kita semua, kebahagiaan guru ketika anak-anak didiknya sukses,” tutup Kakanwil.
Selain Kakanwil, turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah H. Misbahuddin membawakan materi Moderasi beragama, H. Muhammad Hamsul membawakan materi peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran dan Amri Usa membawakan materi Kompetensi Guru dalam pengembangan teknologi pembelajaran.