Mamuju (Humas kanwil) Isu kepenghuluan menjadi hal yang tidak pernah usai untuk diperbincangkan, mulai dari perkawinan hingga kasus gratifikasi.
Untuk menjaga marwah Kementerian Agama, penghulu dituntut untuk tetap konsisten dan berhati-hati dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Hal tersebut ditekankan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Barat, H. Syafrudin Baderung kepada peserta kegiatan FGD Isu-Isu Kepenghuluan dan Bimtek Layanan Pada KUA Terpencil, Terdalam, dan Terluar Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulbar.
Kakanwil Kemenag Sulbar juga mengingatkan para penghulu agar berhati-hati dan selektif dalam menghadiri kegiatan serta mengeluarkan statement ditahun politik saat ini.
Ia tidak ingin jika tugas yang dilakukan penghulu dianggap sebagai tindakan politik praktis.
"Hati-hati bicara dan menghadiri kegiatan. Jangan sampai dianggap sebagai kegiatan politik praktis"
Selain itu, Kakanwil Kemenag Sulbar juga berharap agar Kepala KUA, Penghulu dan Penyuluh dapat berkejasama dan tidak saling menyepelehkan dalam menuntaskan kemaslahatan umat diwilayah kerjanya.
"Kita (Kepala KUA, Penghulu dan Penyuluh) boleh berbeda ruangan. Tapi usahakanlah duduk bersama untuk bersiskusi agar pekerjaan berjalan dengan baik". Ungkapnya
Kegiatan yang dilaksanakan di hotel Grand Mutiara (09/05/23) ini juga dihadiri Kepala Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulbar, H. Muhammad Dinar Faisal dan Kasi Kepenghuluan, H. Djuraeri Tahir.