Mamuju (Humas Kanwil) - Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Kabid. Pendidikan Madrasah, Misbahuddin kepada PPPK yang lulus. (Kamis, 19/10/2023)
Dalam amanahnya, ia bercerita tentang kisah seorang bapak yang bernama Lukmanul Hakim bersama anaknya berjalan ke suatu tempat dengan mengendarai keledai.
Ia bersama anaknya berjalan dengan membawa keledai, yang pada saat itu yang berada di atas keledai adalah anaknya dan yang menuntun keledai bapaknya. Ia bertemu orang di jalan dan orang tersebut mengatakan ini anak di atas tidak tau diri masa dia yang naik keledai sedangkan bapaknya yang menuntun keledai, anak durhaka ini.
Setelah ia mendengar kata orang tersebut, gantianlah bapak itu, ia yang berada di atas punggung keledai lalu anaknya yang menuntun. Setelah berjalan beberapa menit, ia bertemu lagi orang yang mengatakan orang tua apa ini, masa dia yang di atas punggung keledai sedangkan anaknya yang menuntun bapaknya, dia tidak sayang sama anaknya.
Si Lukmanul Hakim ini tanpa pikir panjang mengambil tindakan untuk tidak menaiki keledai tersebut, hanya menuntunnya saja. Lalu ia bertemu lagi orang yang berbeda setelah jauh berjalan mengatakan bodohnya ini bapak bersama anaknya, ada keledai tidak digunakan.
Akhirnya, ia memutuskan untuk naik saja berdua di atas keledai. Kemudian, ia bertemu lagi orang dijalan yang mengatakan, luar biasa ini bapak dengan anak yang menzalimi binatang, keledai kecil begitu dinaiki oleh dua orang. Lalu, kemudian ia memikul keledai itu dan bertemu orang yang mengatakan bapak itu gila karena memikul keledai itu.
Dari kisah tersebut, Misbahuddin menjelaskan bahwa apapun yang dilakukan tidak akan pernah lepas dari komentar orang lain.
“Anak -anakku yang PPPK, ketika kita masih tetap berjalan di jalan yang kita lewat dan jalan yang benar, tidak perlu terlalu pusing dengan komentar orang. Karena sesungguhnya, tidak akan pernah kita sepintar seperti kisah tadi,” jelasnya.
Akan tetapi, pesan pertama yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah sepanjang berjalan dijalan yang benar dan mengikuti aturan bahwa bekerja pada jalan yang benar itu adalah sesuai aturan, regulasi, dan etika, apapun komentar orang, jangan terlalu peduli.
Ia mengungkapkan pesan yang kedua, jangan pernah merasa lebih pintar dari atasan. Karena sesungguhnya atasan sudah melewati hal tersebut. Meskipun mungkin memang lebih pintar, tapi jangan merasa lebih pintar dari pimpinan.
“Mungkin salat tahajjudnya, puasa senin-kamisnya bahkan sedekahnya lebih baik daripada anda dan kamu tidak tahu amalan apa yang dia kerjakan sehingga dia mencapai posisi itu. Karena sesungguhnya kita tidak tahu amalan apa yang membuat dia menjadi pimpinan,” ungkapnya.
Ia berharap bekerjalah dengan baik, ikhlas, dan tulus serta tidak usah peduli bahwa pimpinan mengerti atau tidak mengerti. Bekerjalah karena Tuhan akan memberikan pahala atau ganjaran terhadap apa yang telah dikerjakan. Jadi, bekerjalah, tidak perlu terlalu banyak komentar dan merasa diri lebih pintar daripada orang lain.
Wilayah
Kabid. Pendidikan Madrasah Sampaikan Beberapa Pesan Kepada PPPK
- Kamis, 19 Oktober 2023 | 08:50 WIB