Sulbar Youth Day (SYD) merupakan pertemuan akbar para anak muda Katolik di Provinsi Sulawesi Barat (baca: Kevikepan Sulawesi Barat). Anak muda yang berkumpul bersama pada waktu dan tempat yang sama ini melakukan berbagai aktivitas untuk mengaktualiasikan dirinya. Anak muda dalam konteks ini adalah mereka yang berusia 12 tahun ke atas dan belum menikah. Pada tahap ini, mereka sedang mengalami perkembangan fisik, emosional, dan mental yang signifikan yang perlu dibentuk dan diarahkan dengan baik dan benar. Demikian pula giat SYD IV yang dilaksanakan di Paroki St. Yusuf Pekerja Baras tanggal 1-5 Juli 2024 dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK).
OMK datang dari delapan paroki yang ada di Kevikepan Sulawesi Barat untuk mengaktualiasikan diri dalam karya dan karsa. SYD kali ini adalah yang keempat dimana sebelumnya secara berturut-turut dilaksakan di Paroki Polewali, Tobadak, dan Mamasa. Pertemuan OMK ini dilaksanakan tiga tahun sekali yang digilir dari paroki ke paroki dan didahului dengan Kirab Salib SYD. Setiap kegiatan SYD selalu dipenuhi oleh anak muda yang datang dengan penuh semangat dan antusiasme yang menggelora. Peserta SYD IV dihadiri sekitar 800-an OMK.
SYD IV yang ditempatkan dalam wilayah pemerintahan Mamuju Utara ini berjalan dengan baik dan lancar. Di mana sebagain peserta sudah hadir sejak tanggal 30 Juni untuk membuat tenda masing-masing. Tenda demi tenda menghiasi lokasi Paroki Baras di sela-sela hutan sawit. Dibawa cuaca yang mendung, gerimis bahkan hujan tidak membuat para pembuat tenda menyerah meskipun mereka berjibaku dalam keringat mempersiapkan pondok sebagai tempat bernaung anggota mereka.
Hari pertama, (1/7/2024) acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Vikaris Episkolapis Sulawesi Barat, P. Oc. Samson Bureny, Pr yang didampingi oleh para pastor paroki se-Kevikepan Sulbar dan beberapa pastor lainnya. Tema yang diusung dalam SYD ini adalah “Kamu juga Harus Bersaksi, “To Quoque Testificari”. Dalam renungannya Vikep menegaskan kepada Orang Muda Katolik (OMK) agar tidak takut menjadi saksi di tengah masyarakat. Karena inilah perutusan mereka untuk bisa mejadi garam dan terang dunia di mana pun mereka berada.
Setelah Misa, dilanjutkan dengan pembukaan yang dihadiri oleh pemerintah setempat. Acara seremonial ini berjalan lancar sesuai rencana. Pada acara devile setiap kontingen menampilakan yang terbaik memasuki kompleks gereja tempat pertemuan. Sambutan demi sambutan disampaikan oleh pejabat yang berwenang dan pada intinya mengucapakan selamat menjalani SYD semoga momentum ini menjadi kenangan yang indah bagi anak-anak muda kelak. Pertemuan akbar OMK ini menjadi momentum untuk saling mengenal, bersaudara, dan berani mengungkapkan segala bakat dan talenta yang dimiliki.
Pada hari berikutnya, panitia mengalokasikan waktu bagi setiap tingkat untuk mengikuti Public Speaking. OMK tingkat SMP didampingi oleh P. Alfius Tandirassing, Pr tingkat SMA oleh bapak Salvinus Salamba, tingkat mahasiswa oleh bapak Anton Ranteallo, dan tingkat pekerja oleh bapak Petrus Tandilodang. Dalam waktu yang bersamaan semua narasumber memberikan materinya selama 1,5 jam pada tempat yang telah disiapkan. Meskipun waktu terbatas, tapi kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Peserta mengikutinya dengan penuh perhatian. Banyak yang antusiasme tampil mempraktekkan bagaimana tampil dan berbicara di depan umum. Namanya Public Speaking harus berani tampil dan berbicara di depan umum. Oleh karena itu perlu ada pemaham umum sebagai tips untuk itu. Hari berikutnya selain pertandingan juga diisi dengan aneka materi, yakni: Retorika, Management Waktu, Spritualitas Kepemimpinan, dan Ajaran Sosial Gereja (ASG). Semua ini disampaikan oleh para narasumber sebagai bekal kelak bagi OMK.
Selain pembinaan iman dan mental yang dilakukan dalam setiap SYD juga diisi dengan perlombaan demi perlombaan. Ada beberap jenis perlombaan yang dilaksakan kali ini, yakni: Vocal Group, Fashion Show, Mazmur, Homili, Paduan Suara, CCA, dan SYD Idol. Tak hanya sampai di situ juga, SYD kali ini juga diadakan PBB, Outbond, Lomba Tari Kreasi, Filem Pendek. Kegiatan diakhiri dengan renungan dan api unggun. Akhirnya, dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam setiap momen SYD, para OMK mendapat pembinaan di bidang kognitif, skill, dan afektif serta diikat dengan mental iman yang kuat dan spritualitas yang dalam.
Namanya, perlombaan pasti ada juara dan harapan. Juara umum pada SYD IV adalah OMK Paroki St. Yusuf Pekerja Baras dengan perolehan: 4 emas, 4 perak, dan 1 perunggu. Paroki St. Mikael Tobadak dengan perolehan: 2 emas, 3 perak, 3 perunggu. Paroki St. Maria Mamuju dengan perolehan: 2 emas, 2 perak, 1 perunggu. Paroki St. Petrus Mamasa: 2 emas dan 4 perunggu. Paroki St. Giovani Don Bosco Supiran: 2 emas dan 1 perunggu. Paroki St. Fransiskus Messawa: 1 emas dan 3 perak. Paroki St. Maria Bunda Allah Kondodewata: 1 perunggu. Paroki St. Yosep Polewali untuk kali ini belum sempat meraih piala.
Semua kegiatan ini bisa berjalan dengan baik berkat dukungan semua pihak. Sebut saja, Vikep, para pastor paroki, seluruh umat, para donatur dan terlebih usaha setiap OMK dan pastor paroki masing-masing dalam mencari dana. Banyak pengalaman yang diperoleh para peserta SYD yang dapat menjadi “kekayaan” diri mereka. Hasil dari SYD ke SYD ini akan pelan-pelan berbuah manis dalam perjuangan para anak muda kelak. Semoga semangat militansi tetap tumbuh dan berkembang seiring berkembangnya waktu dan zaman. Mampu menjadi saksi di tengah masyarakat yang penuh dengan dinamika. Selamat atas terlaksananya SYD IV dan petiklah buah-buah yang anda dapatkan! Sampai jumpa di SYD V di Paroki St. Fransikus Messawa pada tahun 2026. Semoga!
Oleh : Anton Ranteallo (Penyuluh Agama Katolik Madya)