Majene (Humas Kanwil) - Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI Prof Kamaruddin Amin menyampaikan kuliah umum di depan civitas akademika STAIN Majene dengan tema “Keluarga sebagai Social Capital menuju Generasi Emas” di Lecture Theatre Gedung Kuliah Terpadu STAIN Majene, Sabtu (23/10/2023).
Dalam kuliah umum tersebut tidak hanya para mahasiswa dan dosen yang menjadi peserta, hadir pula para penyuluh dan penghulu dari seluruh KUA yang ada di Kabupaten Majene. Turut hadir dalam kuliah umum tersebut, Kepala bidang Bimbingan Masyarakat Islam, Muhammad Dinar Faisal yang mewakili Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat.
Ketua STAIN Majene Prof. Wasilah Sahabuddi dalam sambutannya memberi apresiasi pada Dirjen Bimas Islam yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir memberi pencerahan kepada civitas akademika STAIN Majene.
Apalagi, lanjut Prof. Wasilah, tema yang diangkat sangat sesuai dengan situasi aktual yang terjadi, dimana dinamika kehidupan masyarakat Sulbar menjadi tantangan dalam menciptakan generasi emas di tahun 2045 nanti, dan perguruan tinggi harus mengambil peran untuk merespon fenomena tersebut.
Prof. Kamarudin dalam arahannya menjelaskan sebuah hasil penelitian tentang alumni mahasisa Harvard. "Penelitian di Harvard membuktikan bahwa setelah 16 tahun lulus di Harvard hampir semua mahasiswa sudah mencapai top leader di tempat mereka berkiprah, sudah menjadi CEO".
"Inti penelitian tersebut kenapa mereka bisa sukses, ternyata mereka yang sukses pada saat kuliah di Harvard prestasinya tidak istimewa, sedang-sedang saja. Yang kedua, ternyata sebelum menginjakkan kaki di harvard mereka sudah memiliki blueprint tentang mada depannya, dan mereka melakukan segala sesuatu demi mendukung cita-citanya itu, dan semuanya itu berawal dari keluarga," jelasnya lebih lanjut.
Di samping itu ia juga menjelaskan bahwa ketahanan keluarga menjadi isu sentral saat ini, "angka percerian saat ini tinggi sekali, 15.000 pasang bercerai setiap tahunnya di Indonesia".
Termasuk stunting juga menjadi tantangan besar Indonesia. Oleh karena itu ia mendorong para penghulu agar menjadi playmaker dalam isu ini. "Penghulu harus merasa bahwa profesi penghulu merupakan profesi yang keren dan bermartabat, karena penghulu menjadi kunci pada peristiwa nikah. Peran penyuluh inilah yang menjadi penting dalam sebuah pasangan membangun keluarga".
Di penghujung kuliahnya, Prof. Kamaruddin berpesan kepada para mahasiswa agar bisa menaklukkan diri sendiri, "anda bersaing bukan dengan orang lain tapi bersaing dengan diri anda sendiri. Waktu itu penting, waktu disaat anda menjadi mahasiswa. Apa yang anda lakukan saat ini jangan pernah menyianyiakan waktu. Anda harus fokus, anda harus yakin bahwa anda akan mencapai tujuan".