Puasa Sebagai Zakat Tubuh

H. M. Sahlan - Katim Penais dan SI Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulbar

Segala sesuatu dituntut dikeluarkan zakatnya. Harta, ilmu, hadits, rumah, mobil, tubuh dan sebagainya. Zakat harta adalah mengeluarkan sebagiannya (2,5 % - 20 %) untuk orang-orang yang berhak menerima. Zakat ilmu mendakwahkan ilmu itu kepada orang lain. Zakat hadits (mempelajari) adalah mengamalkannya walau hanya sekali. Zakat rumah merenovasi atau mengecatnya, zakat mobil diservis atau direparasi. Sedangkan zakat tubuh adalah berpuasa, diet dan berpantang untuknya. Rasulullah SAW bersabda, "segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat tubuh adalah puasa" (H. R. Ibnu Majah).

Zakat menurut bahasa berarti suci, subur, berkah, bagus, terpuji, meningkat dan berkembang. Sesuai dengan arti diatas, segala sesuatu yang telah dikeluarkan zakatnya, maka akan menjadi suci, subur, berkah, bagus, terpuji, berkembang dan meningkat. Tubuh misalnya, bila telah dizakati dengan puasa, maka tubuh akan menjadi sehat, bersih, bagus, subur, berseri-seri dan indah. Karena puasa meningkatkan daya serap makanan, menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh. Meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan sel-sel tubuh dan membuat kulit lebih sehat dan berseri.

Berdasarkan ilmu gizi, orang umumnya hanya dapat menyerap gizi sebanyak 35% dari gizi makanan yang dikonsumsi. Dengan berpuasa, penyerapan gizi dapat meningkat hingga 85%. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : sebelum diserap, makanan harus mengalami proses perubahan dari padat menjadi komponen-komponen yang amat halus. Perubahan tersebut terjadi pada alat-alat pencernaan. Seperti diketahui, pada waktu berpuasa alat pencernaan beristirahat kurang lebih enam jam. Dengan istirahat alat-alat pencernaan lebih giat dalam mereduksi dan menyerap makanan yang di konsumsi. Bila efesiensi pencernaan bertambah, maka daya serap tubuh terhadap gizi menguat.

Sama halnya, ketika menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, ketika menjalani puasa, zat-zat yang bersifat asam di dalam darah akan dapat dikurangi dan dijaga agar sifat alkalinya tetap lemah sehingga tercapai keseimbangan antara keduanya. Juga meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan sel-sel tubuh yang terdiri dari organ-organ tubuh atas jaringan-jaringan yang merupakan kumpulan dari sel-sel sejenis. Ada berbagai sel dalam tubuh manusia, antara lain sel darah, sel tulang, sel saraf, sel otot dan sel lemak. Dengan bentuk yang beraneka ragam. Ketika menjalani puasa organ-organ tubuh berada pada posisi rileks sehingga sel-sel tersebut memiliki kesempatan untuk memperbarui diri. Inilah yang terjadi tubuh mengalami metabolisme energi yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit,  pelupuk mata, serta dalam bentuk lemak dan glikogen. Cadangan gizi inilah sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar.

Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh yang dikeluarkan, sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpannya. Peristiwa ini lazim disebut peremajaan sel. Dr. Muhammad dawahiri seorang ahli penyakit kulit dari universitas Kairo mengatakan, "hubungan antara makan dan minum, untuk suatu masa dapat mengurangi kadar air pada tubuh dan darah. Pada gilirannya akan bisa menurunkan kadar air pada kulit, sehingga pada saat yang sama membuat kulit mempunyai pertahanan yang kuat menghadapi penyakit-penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri (mikrobia).


Opini LAINNYA