Kyai Husein Muhammad, seorang Kyai yang cendekiawan, dan cendekiawan yang Kyai. Seorang Kyai yang sangat produktif dalam menulis, hampir semua buku-bukunya yang terbit sangat menarik judulnya dan isinya menggelitik, mudah dicerna dan isinya mendalam. Penampilannya sederhana, kalau dilihat secara sepintas layaknya bukan seorang Kyai besar. Tapi ketika membaca karya-karyanya yang temanya begitu bervariasi, kita akan terkagum-kagum. Kebanyakan judul bukunya diberi judul yang santai, dan isinya tulisannya banyak diadopsi dari kitab-kitab klasik, tanpa meninggalkan kitab-kitab kontemporer.
Dari sekian penulis-penulis produktif khususnya tulisan-tulisan yang bernuansa keagamaan, Kyai Husein adalah salah satu dari sekian banyak penulis yang gaya punya gaya tersendiri dalam menulis. Tulisannya sederhana dan agak santai tanpa meninggalkan nilai keseriusan dalam tulisannya. Kelebihan Kyai Husein yang merupakan panggilan akrab dari KH Husein Muhammad, karena tulisan-tulisannya tidak pernah lepas dari referensi kitab-kitab klasik yang menjadi penguasaan seorang Kyai. Seorang Kyai memang tidak bisa dipisahkan dari kitab-kitab klasik yang tidak punya baris, dan kitab-kitab seperti itu adalah bacaan harian seorang Kyai. Kitab kuning dan Kyai dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena seorang Kyai lahir dari pondok pesantren dan kitab kitab kuning menjadi kurikulum utamanya.
Dengan pengalaman bergumul kitab kuning di pesantren itu menjadi modal awal Kyai dalam perjalanan intelektual selanjutnya, pengembaraan intelektualnya dimulai dari pesantren Lirboyo Kediri, suatu pesantren tradisional terbesar di Jawa Timur, banyak alumni-alumni Kyai besar berasal dari Lirboyo, disinilah Kyai Husein memulai pendasaran dalam belajar ilmu agama, mulai dari ilmu-ilmu alat seperti nahwu Sharaf dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Setelah matang dengan ilmu-ilmu tradisional Kyai Husein hijrah ke Jakarta dan setelah itu ke Mesir untuk memperdalam ilmu-ilmu keagamaan, Mesir dikenal khususnya Al-Azhar sebagai tempat lahirnya ulama-ulama besar dunia seperti Mahmud Al Aqqad, Mahmud Syaltut, Yusuf Al Qardawi, Mutawalli Sya'rawi dan sejumlah ulama-ulama besar dunia, begitupun di Indonesia banyak ulama-ulama besar yang merupakan alumni Al Azhar, salah satu diantaranya adalah pakar tafsir Muhammad Quraish Shihab.
Kyai Husein betul-betul memanfaatkan momentum selama berada di Al Azhar, perpustakaan menjadi sahabat setianya selama berada di Al Azhar, disamping itu Kyai Husein sangat rajin mengikuti kuliah-kuliah yang diampuh para guru besar dan pengajian-pengajian diberbagai tempat di kota Kairo. Bergumul dengan keilmuan itulah tugas utama dalam pengembaraan di negeri Fir'aun. Bagi Kyai Husein keilmuan adalah modal yang sangat utama dalam menghadapi masa depan. Kyai Husein beruntung, karena sama-sama dengan Gus Dur dan Mustafa Bisri selama berada di Mesir, keilmuan Gus Dur dan Mustafa Bisri yang kenal sangat cerdas dan cerita-cerita jenakanya, banyak diadopsi dari keduanya. Dari pesantren tradisional kemudian lanjut ke Mesir itulah yang menjadi modal yang sangat besar perjalanan Kyai Husein dalam menapaki keilmuan, dari Lirboyo ke Al Azhar, dua simbol keilmuan yang tidak diragukan lagi eksistensinya, kedua lembaga tersebut sebagai tempat mencetak ulama-ulama dan tetap eksis sampai hari ini.
Itulah yang menjadi modal Kyai Husein sehingga sukses dalam menapaki jalan keilmuan, dengan kesabaran yang cukup tinggi, konsisten dalam jalan keilmuan dan semangat yang luar biasa, dan sampai sekarang Kyai Husein tidak pernah surut dalam menapaki jalan keilmuan. Semangatnya yang dulu yang begitu luar biasa, masih tetap seperti sekarang ini, Kyai Husein disamping aktif dalam menulis, juga aktif dalam berbagai undangan seminar, dialog-dialog keagamaan yang begitu banyak, disamping aktif membina pondok pesantren di wilayah Cirebon. Kehadiran Kyai Husein sebagai sosok Kyai yang menginspirasi, menjadi kebutuhan untuk mencerdaskan umat, model Kyai Husein adalah model Kyai yang kita butuhkan hari ini dalam rangka untuk mencerdaskan umat baik dari segi intelektual, keuletan, keteladanan, dan selalu hadir untuk umat. Manusia yang terbaik adalah yang banyak bermanfaat untuk manusia, begitu bunyi hadis Nabi.
Kehadiran Kyai Husein banyak memberikan kontribusi terhadap pencerdasan umat, lewat lembaga pendidikan yang dipimpinnya, adalah salah satu amal jariyah yang abadi, lewat lembaga pesantren Kyai Husein membekali para santri dengan berbagai keilmuan dan disinilah Kyai Husein mencetak kader-kader yang handal yang kuat secara keilmuan dan punya akhlak yang baik. Dan para santri ini adalah menjadi ladang pahala jariyah, yang menjadi modal dan sumber pahala di akhirat kelak. sebagai implementasi dari "waladun shalih yad'u lah", anak saleh yang selalu mendoakan orang tua atau gurunya.
Itulah Kyai Husein, Kyai yang multi dimensi, punya banyak kelebihan, Kyai yang hadir untuk kemaslahatan umat, kyai yang banyak bermanfaat untuk orang banyak, Kyai yang inklusif, moderat, Kyai yang produktif, Kyai yang cendekiawan, cendekiawan yang Kyai, kita merindukan model Kyai Husein, semoga kedepan akan tetap tampil model Kyai Husein sebagai pencerdas umat.
(Bumi Pambusuang, 30 Januari 2025)
![](/storage/posts/big/1738201511.jpg)