Kunci Madrasah Hebat Ada pada SDM, Kabid Penmad Kemenag Sulbar Tekankan Profesionalisme ASN

Pembinaan kepada tenaga pendidik dan kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mamuju

Mamuju (12 Juni 2025) – Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Misbahuddin, melakukan pembinaan kepada tenaga pendidik dan kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mamuju. Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Tim Kerja Guru, Adhar, serta Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Mamuju, Sumiati.

Dalam arahannya, Misbahuddin menekankan pentingnya penguatan lima objek utama dalam manajemen pendidikan: sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, keuangan, kurikulum, serta sistem informasi dan hubungan masyarakat. Dari kelima aspek tersebut, ia menegaskan bahwa SDM adalah unsur terpenting dalam memajukan pendidikan.

“Meskipun sekolah memiliki fasilitas lengkap, kurikulum yang baik, dan anggaran mencukupi, semuanya tidak akan berjalan tanpa SDM yang berkualitas. Sebaliknya, walau dengan keterbatasan sarana dan dana, jika SDM-nya unggul, maka madrasah tetap bisa maju,” ujarnya.

Menurutnya, indikator utama kemajuan sebuah madrasah dapat dilihat dari mutu gurunya. Untuk itu, ia mendorong para guru agar terus meningkatkan profesionalisme dan beradaptasi dengan tuntutan zaman. Ia menyampaikan bahwa setiap guru harus memiliki lima kompetensi utama: pedagogik, profesional, sosial, kepribadian, dan teknologi.

Kompetensi pedagogik, kata Misbahuddin, bukan hanya soal kemampuan mengajar, tetapi juga pemahaman terhadap psikologi perkembangan anak. Guru dituntut untuk tidak sekadar mendikte, melainkan mampu membimbing dan memahami karakter peserta didik.

“Guru juga perlu memiliki kompetensi profesional. Tidak cukup hanya menguasai materi, tetapi juga mengikuti perkembangan ilmu, seperti halnya dalam bahasa Indonesia yang terus berkembang dengan penambahan kata serapan,” imbuhnya.

Dalam hal kompetensi sosial dan kepribadian, ia mengingatkan pentingnya keteladanan. “Jangan mengajarkan siswa shalat tahajud, tapi kita sendiri tidak melakukannya. Keteladanan itu penting. Interaksi guru dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja mencerminkan profesionalisme,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya literasi teknologi bagi guru. Di era digital, guru harus mampu memanfaatkan perangkat lunak, aplikasi, dan media digital untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan interaktif.

Misbahuddin menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kedisiplinan guru dalam beberapa bulan ke depan, termasuk menilai kecukupan tenaga pengajar dan kesesuaian kinerja dengan visi madrasah. Ia mengingatkan bahwa setiap guru harus mematuhi regulasi, jam kerja, serta kode etik ASN Kementerian Agama.

“Tidak boleh ada guru yang tidak disiplin. Irama madrasah harus dijaga bersama, dan kekompakan guru merupakan kekuatan utama dalam membangun pendidikan yang berkualitas,” pesannya.

Di akhir sesi, ia juga menyampaikan harapan dari Kakanwil Kemenag Sulbar terkait dukungan terhadap Gerakan Buta Baca Aksara Al-Qur’an. Gerakan ini menyasar masyarakat umum, ASN Sulbar, guru madrasah, serta guru dan siswa di sekolah umum. Oleh karena itu, seluruh guru di madrasah diimbau untuk mampu membaca dan mengajarkan Al-Qur’an dengan baik sebagai bagian dari kontribusi terhadap literasi keagamaan nasional.


Wilayah LAINNYA