MAMUJU – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Barat menggelar kegiatan Revitalisasi Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur'an (LPTQ) se-Sulawesi Barat dengan tema “Revitalisasi LPTQ Memperkuat & Memodernisasi LPTQ dalam Mengoptimalkan Peran Menjaga dan Merawat Kemanusiaan.” Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran LPTQ dalam menjaga dan merawat nilai-nilai kemanusiaan melalui pembinaan masyarakat Islam yang berbasis pada ajaran Al-Qur’an.
Laporan Ketua Panitia, H. M. Sahlan, yang juga menjabat sebagai Ketua Penais, mengungkapkan bahwa ke depan, panitia berencana untuk mengadakan lomba STQH dan MTQ secara rutin dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
"Kami menargetkan kesuksesan pada tahun 2027, di mana kami berharap dapat membentuk karakter generasi muda yang lebih dekat dengan Al-Qur'an."
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam Kanwil Kemenag Sulawesi Barat, H. Haerul, S.HI, menyoroti pentingnya momentum revitalisasi ini untuk memperbaharui arah dan tujuan LPTQ. Haerul menyatakan bahwa selama ini LPTQ di tingkat provinsi dan kabupaten lebih terkesan sebagai kegiatan kepanitiaan, bukan lembaga yang berperan aktif dalam pembinaan masyarakat Islam.
"Ini saatnya untuk merumuskan bersama bagaimana LPTQ yang sesungguhnya di masa depan," ujarnya.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat, Dr. H. Adnan Nota, M.A., yang menekankan pentingnya komitmen semua pihak untuk memajukan LPTQ.
"LPTQ membutuhkan komitmen yang kuat. Kita harus memberikan ruang dan kesempatan bagi anak-anak yang kita bina untuk berpartisipasi dalam event seperti SPTQ dan MTQ," ungkap Adnan. Ia juga menambahkan bahwa desain kegiatan STQH dan MTQ harus lebih modern, mengikuti tren event hiburan masa kini agar menarik minat generasi muda. "Kita tidak ingin lagi mendengar ada kabupaten yang tidak melaksanakan kegiatan ini," tegasnya.
Adnan juga berharap sinergitas antara Kemenag dan LPTQ pada program BBAQ, Adnan menargetkan pada Januari 2027, enam kabupaten di Sulawesi Barat akan bebas dari buta aksara Al-Qur'an. "Pada 2026, kami akan fokus untuk merancang konsep ini," ujar Adnan.
Di akhir arahannya Adnan menegaskan bahwa STQH dan MTQ bukan sekadar ajang untuk memetakan qori dan qoriah, tetapi juga sebagai syiar yang harus terus dilestarikan. "Jika kita matikan syiar ini, Al-Qur'an akan perlahan menghilang dari Mamuju," katanya dengan tegas.