Pokjaluh KUA Tinambung Silaturahmi Dengan Civitas MI YP Mojopahit Desa Karama

Pokjaluh KUA Tinambung Silaturahmi Dengan Civitas MI YP Mojopahit Desa Karama

Tinambung -- Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan Silaturahmi dengan Civitas MI YP Mojopahit Desa Karama. Program ini beragendakan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ) terhadap para anak didik dan pencerahan keagamaan seputar urgensi hal tersebut, Kamis 02/05/2024 Pukul 09.30 Wita s/d Selesai.

Kebersamaan yang terjadwal tiga kali sebulan ini tak hanya menyambangi Madrasah dibawah naungan Kemenag tetapi juga Diknas Se Kec. Tinambung. Hal ini dimaksudkan bahwa dinamika pertumbuhan kepribadian para anak didik merupakan sesuatu yang tak mesti diabaikan. Tanpa pengawalan secara signifikan antar pihak terkait maka lahirnya generasi berkategori 'Dzurriyyatan dhiafa'(lemah dalam multi sisi) akan menjadi ancaman masa depan. 

Mewakili pihak sekolah, Drs. Ibrahim Razak mengapresiasi kegiatan ini yang endingnya diharapkan membangun nilai-nilai pendidikan berbasis keseimbangan. Diantara dampak dinamika zaman yang saat ini cukup 'memprihatinkan' adalah semakin tergerusnya minat para generasi untuk tahu membaca Al-Qur'an plus memahami hal-hal keagamaan lainnya (khususnya yang beragama Islam). Jika pergeseran nilai tersebut dibiarkan maka bukankah ini bagian dari pragmatisme sosial yang klimaksnya nanti bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional yakni mewujudkan Manusia Indonesia Yang Seutuhnya ?.

Muatan keseimbangan yang termakna pada kata 'Seutuhnya' penting 'Diikhtiyarkan' dalam bentuk keseimbangan tatanan nilai-nilai pendidikan. Disadari atau tidak, banyak hal yang kelak dikhawatirkan terjadi di kalangan generasi akibat ketidak-seimbangan tersebut. Radikalisme bahkan Sekularisme adalah fakta yang bukan tak mungkin menjadi sasarannya. Padahal ketika nilai agama diposisikan sebagai tatanan penyeimbang, bukankah selain mengajarkan ritualitas, mencintai tanah air (dimensi sosial) pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari manifestasi keimanan ?.

Karena itu, jika dikemudian hari kita tidak ingin diperhadapkan pada kenyataan generasi bermentalitas sekuler maka fungsi agama sebagai pembentuk keseimbangan karakter menjadi hal yang teramat penting dibangun sejak dini.

Ushini Waiyyakum bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Opini LAINNYA