Pokjaluh KUA Tinambung Lakukan Tahsin Qira'atul Qur'an dan Pencerahan Agama di Masjid Nuruttaqwa Katitting

Penyuluhan Tahsin Qira'atul Qur'an Dan Pencerahan Keagamaan di Masjid Nuruttaqwa Katitting Desa Tandung, Jum'at 17/11/2023.

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan Penyuluhan Tahsin Qira'atul Qur'an Dan Pencerahan Keagamaan di Masjid Nuruttaqwa Katitting Desa Tandung, Jum'at 17/11/2023 Pukul 18.00 Wita s/d Selesai.

Bersama jamaah Mesjid setempat, agenda yang kali ini dipandu oleh unsur Pokjaluh Agama KUA Kec. Tinambung, Burhanuddin Hamal, menggaungkan syi'ar tersendiri terkait keutamaan membaca Al-Qur'an. Tanpa terkecuali, program ini tentu saja penting dibudayakan di semua kalangan mengingat fungsi Al-Qur'an sebagai petunjuk memang untuk mereka yang bertaqwa (muatan QS. Al-Baqarah: 1-2). Bukankah ketika pengetahuan membaca Al-Qur'an dianggap sebagai kepentingan anak-anak saja, membuat kebanyakan orang tua tak lagi peduli bahkan cenderung mengabaikan keutamaan ibadah yang satu ini ?.

Disamping kegiatan ini mengenalkan beberapa hukum bacaan Al-Qur'an (tajwid dasar) secara bertahap, muatan hikmah dari rangkaian ayat yang dilewati pun sesekali menjadi bahan pencerahan yang diharapkan berguna bagi peningkatan kesadaran beragama.

Keikhlasan membaca dan mempelajari hal-hal terkait Al-Qur'an tidak saja menjanjikan jaminan keberkahan bernilai ibadah, tetapi dengan "menertibkan" bacaannya sesuai standarisasi ilmu tajwid tentu akan lebih bermanfaat bagi psikologi personal dan konsumsi syi'ar sosial.

Upaya pembelajaran untuk "memperbenar" bacaan ayat-ayat Al-Qur'an pada dasarnya menjadi bagian dari filosofi penjabaran sifat "Al-Haq" (Kebenaran), sebagaimana cakupan sifat "Al-Jamal" (Keindahan) juga menjadi motivasi untuk "memperindah" bacaan-bacaan tersebut. Dalam hal ini, Tuhan tak hanya respek pada hal-hal "kebenaran" tetapi juga senang pada "keindahan" segala sesuatu. Karena itu, belajar bertajwid sesungguhnya bagian dari keutamaan plus penghayatan-penghayatan tertentu (kekhusyu'an) disaat kita membaca Al-Qur'an.

Pencerahan keagamaan dari kegiatan ini juga diharapkan berdampak positif bagi situasi kehidupan bermasyarakat dari waktu ke waktu. Diantara firman Tuhan yang patut direnungkan terkait eksistensi diri manusia adalah ketika QS. Al-Isra': 7 mengingatkan tentang keniscayaan "hukum kausalitas". Bukankah baik-buruknya suatu perbuatan, cepat atau lambat bahkan sekecil apapun bentuknya, pasti akan menuai konsekuensi yang setimpal bagi pelakunya sendiri ?. Dengan begitu, sesungguhnya tak satupun hal menyangkut realitas kehidupan manusia yang "bebas nilai" dalam pandangan Tuhan maupun sesama (legitimasi muatan QS. Al-Zalzalah: 7-8).

Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Daerah LAINNYA