Desa Galung Lombok Menjadi Destinasi Lanjutan Safari Ramadhan Pokjaluh KUA Tinambung

Desa Galung Lombok Menjadi Destinasi Safari Ramadhan Lanjutan Pokjaluh KUA Tinambung, Jum'at malam 31/03/2023.

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan Safari Ramadhan edisi IV di Desa Galung Lombok, Jum'at malam 31/03/2023.

Ini adalah agenda lanjutan dari yang sebelumnya dan berlangsung di dua titik lokasi yakni Mushalla An-Nur Ba'basisang Dusun Galung dan Mesjid Nurul Hidayah Pupenga Dusun Paluppung. 

Bersama Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia) Tingkat Kec. Tinambung, Abd. Aziz Fattah S.Sos, perjalanan kali ini meski jaraknya cukup jauh dan merepotkan akibat guyuran hujan namun punya kesan tersendiri. Melewati satu situs sejarah yang dikenal dengan nama Makam Korban 40.000 Jiwa Galung Lombok. Di titik inilah, dominasi para pejuang merah putih dibantai habis-habisan oleh berondongan peluru Westerling di zaman penjajahan dulu. Dan, tentu saja bukan tak mungkin bila semangat perjuangan itu yang sempat mengimajinasi jiwa Tim Safari hingga dengan tegar menembus tantangan untuk bisa sampai di lokasi. Bukankah menepati perjanjian terkait jadwal yang sudah terkirim merupakan satu diantara pembelajaran beragama sekaligus barometer nilai budaya Kemandaran...?

Untuk upaya situasifnya, Tim Safari kali ini cenderung menghadirkan tema-tema taushiyah seputar urgensi perjuangan hidup dan konsepsi kemerdekaan dalam perspektif agama. Melalui ritual puasa, Ramadhan sesungguhnya mengajarkan kemampuan untuk "memerdekakan diri" dari hal-hal yang tak sepatutnya, baik dalam posisi kita sebagai mahluk sosial terlebih selaku hamba Tuhan.

Dalam konteks apapun, terjadinya berbagai macam kejahatan yang berdampak pada "kerusakan" di muka bumi (muatan QS. Ar-Rum: 41), semuanya bersumber dari hawa nafsu manusia yang gagal dikendalikan. Karena itu, para pelaku puasa tak lain adalah Mujahid fi sabilillah yang tengah berjuang mengalahkan kekuatan dari belenggu nafsu-nafsu negatifnya sendiri (muatan QS. Yusuf: 53). Menurut Rasul, ini adalah PERANG TERBESAR yang harus dimenangkan demi stabilitas hidup dan capaian masa depan (Muttaqin).

Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Daerah LAINNYA