Wawan Djunaedi : Moderasi Beragama Mesti Dilaksanakan Secara Substantif, Lebih Bermakna Dan Tidak Simbolik

Penguatan Moderasi Beragama Lintas Organisasi dan Keagamaan yang dilaksanakan di Quin Park Hotel, Rabu 27 September 2023.

Mamuju (Humas Kanwil)-- Banyak kritik terhadap moderasi beragama di media sosial, Ada juga yang menyampaikan bahwa moderasi beragama bagian dari pluralisme yakni pencampuradukkan agama, Moderasi Agama wacana kerukunan yang menyesatkan umat, Moderasi Beragama upaya menghalangi tegaknya Islam hingga moderasi, proyek melemahkan akidah Islam. Padahal moderasi beragama adalah bagaimana mengajarkan kita saling mengasihi, saling memberi pengertian tanpa menyakiti terhadap sesama, apapun agamanya." Ungkap Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) H. Wawan Djunaedi saat membawakan materi Penguatan Moderasi Beragama Lintas Organisasi dan Keagamaan yang dilaksanakan di Quin Park Hotel, Rabu 27 September 2023.

Wawan Djunaedi menyampaikan bahwa saat ini masih banyak yang belum memahami makna moderasi beragama. Ini bisa kita lihat banyak postingan di media sosial misalnya. Menurutnya banyak yang menganggap bahwa moderasi beragama adalah pendangkalan aqidah. Padahal tidak, justru moderasi beragama menguatkan aqidah karena semua agama sudah moderat.

Kapus Kerukunan Umat Beragama ini menambahkan dalam moderasi beragama perlu memajukan tolerasi aktif dari pada toleransi pasif. 

"Saat ini toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia sudah cukup baik, namun kebanyakan masih mengedepankan toleransi pasif. Wawan berharap masyarakat Indonesia mampu mengedepankan toleransi aktif dengan melibatkan diri ditengah perbedaan dan keragaman," tuturnya.

Menurut Wawan, untuk mewujudkan moderasi beragama kita harus mampu menolak tindakan kekerasan seseorang atau kelompok orang tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik fisik maupun verbal dalam mengusung perubahan yang diinginkan. 

"Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan tanpa membeda-bedakan agama yang merupakan salah satu  indikator utama keberhasilan moderasi beragama," terangnya.

"Bagaimana moderasi beragama ini bisa dilaksanakan secara substantif, lebih bermakna dan tidak simbolik. Meminjam bahasanya Gusdur, Banyak orang yang berbicara tentang Ketuhanan, tapi lupa akan kemanusiaan," kuncinya.

Hadir dan mendampingi Kapus KUB, Ka. Kanwil Kemenag Sulbar, Kabag TU Basri, Ketua Tim Kerja Ortala dan KUB. Abidin, S.Ag. dan Seluruh Peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan organisasi keagamaan.
 


Wilayah LAINNYA