Tinjau Wakaf Produktif, BWI Sulbar Sambangi Kebun Cavendish Roumah Wakaf

Kunjungan BWI Sulbar ke salah satu wakaf produkri Roemah Wakaf

Mojokerto (Humas Kanwil) - Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Barat mengadakan kunjungan kerja ke Badan Wakaf Indoneaia Provinsi Jawa Timur dalam rangka meninjau pengelolaan wakaf produktif oleh Roumah Wakaf. (Jumat, 03/02/2023)

Kunjungan BWI Sulbar ini dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat H. Syafrudin Baderung sebagai Dewan Pertimbangan didampingi Divisi Pembinaan Nazhir H. Misbahuddin beserta sejumlah anggota BWI Sulbar lainnya.

Kehadiran BWI Sulbar diterima langsung oleh Ketua BWI Jatim K.H. Jeje Abdurrozaq didampingi H. Supriyadi yang mewakili Kepala Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag Jatim dan Ketua Lembaga Roumah Wakaf Mohtar Mahmudi.

Diskusi singkat dilakukan sebelum menuju ke lokasi wakaf produktif terkait salah satu produk andalannya, yaitu Pisang Cavendish. Produk ini merupakan hasil produk pengelolaan wakaf produktif Roumah Wakaf.

Kakanwil berterima kasih atas sambutan yang diberikan dan melalui silaturahmi tersebut Kakanwil meminta BWI Sulbar belajar dari BWI Jatim yang mempunyai potensi wakaf yang cukup besar dan sudah berkembang.

"BWI anak Kementerian Agama yang terlambat dibesarkan. Ini yang membuat kita harus banyak belajar dan saya meminta teman BWI Sulbar belajar kesini karena di Jatim punya potensi wakaf yang cukup besar yang sudah berkembang," jelasnya.

Dikatakan bahwa Sulbar lahan tidurnya cukup banyak, lahan tidurnya cukup besar, dan masih banyak yang kita olah disana, walaupun sebagian orang cuma fokus sama 2 hal disana sawit dan sarang walet tapi kita belum melihat potensi yang lain padahal lahannya cukup banyak.

Sesaat setelah berdiskusi rombongan kemudian menuju ke lahan produktif perkebunan pisang Cavendish. Dijelaskan langsung oleh Mohtar tanaman jenis Pisang Cavendish menjadi primadona di kalangan petani pemula, terutama di wilayah Jawa Timur sebagaimana yang dikembangkan di Gembongan Gedek, Kabupaten Mojokerto.

"Tanaman pisang cavendish ini sedang trand dikembangkan saat ini sangat banyak peminatnya. apalagi ketersediaan di pasar masih jarang dijumpai terutama pasar tradisional. Karena memang lebih banyak masuk ketoko retail atau supermarket.” Lanjut Mohtar

H. Syafrudin mengungkapkan bahwa ternyata pisang yang biasanya hanya dihat di supermarket akhirnya diketahui bahwa diproduksi tidak hanya di perkebunan besar melainkan juga oleh masyarakat.

Kakanwil yakin bahwa apa yang dilakukan hari ini bisa menjadi amal jariyah bagi kita semua dalam pengembangan ilmu ekonomi produktif, ekonomi keumatan.


Wilayah LAINNYA