Jumat, (7/12/2024) rombongan FKUB Kabupaten Mamuju mengadakan studi tiru ke FKUB Tana Toraja. Romongan FKUB Mamuju dikomandoi oleh H. Usman, S.Ag, M.Si tiba di Toraja sehari sebelum diterima oleh wakil bupati Tana Toraja, dr. Zadrak Tombeg. Perjalanan dari Mamuju ke Tana Toraja ditempuh selama 12 jam dengan melewati 4 kabupaten: Majene, Polewali Mandar, Pinrang, dan Enrekang akhirnya kami sampai ke Makala, ibu kota Tana Toraja.
Pengurus FKUB mengawali kunjunganya ke Masjid Agung Makale mulai dari pkl. 08.00 yang diantar langsung oleh pengurus FKUB Tana Toraja Agustinus Sampe dan rekan-rekan. Kami diterima oleh pengurus Masjid, H. Abd. Kadir Tuo, H. Irwan, H. Andi Arwan. Dalam kunjungan singkat ini kami mendengarkan gambaran singkat suasana kehidupan beragama yang dihidupi oleh masayarakat Toraja. Disampaikan bahwa kehidupan umat beragama di Toraja sejak awal hingga saat ini berjalan dengan harmonis karena juga didukung oleh adat istiadat yang dikat dalam satu tongkonan (rumah adat orang Toraja). Ketua FKUB Kab. Mamuju juga menyampaikan kondisi kehidupan umat beraga di Mamuju yang juga tak kalah harmonis. Pertemuan diakhiri dengan pemberian cendera mata berupa plakat yang berbentuk sandeq, perahu orang Mandar.
Kunjugan dilanjutkan ke gereja Katolik Paroki St. Maria Tak Bernoda Makale. Pastor Paroki, P. John Kanan, Pr dan ketua FKUB, P. Cornel Tandiayu, Pr bersama pengurus gereja dan Kepala Badan Kesbangpol, Pak Alberto juga sudah menunggu kehadiran pengurus FKUB Mamuju. Kami disambut hangat di lumbung yang pernah juga dikunjungi oleh berbagai pejabat, Jokowi salah satunya. Dalam suasana persaudaraan ini ketua FKUB Mamuju menyampaikan gambaran kehidupan umat beragama di Mamuju. Singkat cerita, Mamuju sangat toleran dalam membangun kehidupan bersama. Sambil ditemani kopi dan kue kas Toraja, kue Tori’ dilanjutkan dengan diskusi dan silahturahmi. Pertemuan ini pula diakhiri dengan penyerahan cendera mata Sandeq ke Pastor Paroki.
Tidak sampai di situ FKUB Mamuju melanjutkan perjalanan ke gereja Kristen bukit Zion, yang juga diterima oleh beberapa pendeta dan pengurus gereja. Diskusi singkat juga terjadi di sana. Disampaikan bahwa gereja ini masuk Toraja tahun 1916 oleh zending. Sebelum foto bersama dilakukan penyerahan cendera mata berupa Sandeq ke pengurus gereja. Pemandangan indah dari Bukit Zion melihat kota Makale sangat eksotik menambah kesadaan akan indahnya Toraja dan kemahakuasaan Sang Khalik.
Dari bukti Zion akhirnya rombongan menuju rumah jabatan wakil bupati. Kami diterima oleh wakil Bupati Tana Toraja, dr. Zadrak Tombeg bersama Kaban Kesbagpol dan pengurus FKUB Tana Toraja. Dalam kesempatan ini, wakil bupati menyampaikan terima kasih atas kunjugan dan silahturahmi ini. Beliau berharap agar melalui studi tiru ini, kita semua khususnya pengurus FKUB dapat menjadi corong dalam menyampaikan kebaikan kepada masyarakat. Kembali ketua FKUB Mamuju juga memberikan gambaran singkat kehidupan beragmaa di Mamuju. Pada kesempatan ini, ketua FKUB Mamuju dipasangkan “passapu” oleh wakil bupati. “Passapu” semacam songkok sebagai simbol penghormatan dan pengharaan kepada tamu. Acara diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari bupati berupa “rumah Adat Toraja/togkonan, lambang pemersatu orang Toraja. Ketua FKUB pun meyerahkan Sarung Mandar ke Bupati, dan ketua FKUB Tana Toraja juga penyerahan plakat ke Kepala bagian Kesbangpol. Seluruh rangkaian ini ditutup dengan makan siang bersama. Pada saat ini pula, Kepala Kantor Kemenag Mamuju, Dr. H. Mustafa Tangali, MA tiba di Toraja yang selanjutnya menemani kunjungna FKUB Mamuju.
Karena hari ini adalah hari Jumat, dimana umat muslim melakukan sholat maka setelah makan siang, saudara yang muslim melanjutkan dengan sholat. Setelah itu, rombongna melanjutkan kunjungan kembali ke Pura Mandetek, disana pun, kami bersilahturahmi dengan pengurus Pura, pak Matius. Kami diterima langsung dalam Pura, rumah ibadah unat Hindu dan Aluk Todolo (agama asli orang Toraja). Kami juga memberikan cenderamat sebagai simbol kehadiran kami di tempat ini. Tidak jauh dari situ P. Cornel mengantar kami lebih lanjut ke objek wisata rohani Sa’pa Bayo-bayo. Di sini kami diantar oleh P. Cornel sendiri sebagai pengelolah dan menceritakan kisah unik yang ada di tempat ini. Cukup sudah peziarahan kami sepanjang hari ini yang sangat padat. Semoga studi tiru ini membawa inspirasi baru bagi kami untuk terus menjadi duta perdamaian di tengah masyarakat. Semoga.