Mamuju, Sulawesi Barat – Dalam sebuah silaturahmi yang hangat, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat bersama Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. H. Basnang Said, M.Ag, menggelar pertemuan dengan para pimpinan pondok pesantren, madrasah diniyah takmiliyah, dan TPA/TPQ se-Sulawesi Barat.
Acara yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Sulbar ini menjadi momentum penting untuk membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren di era modern. (1/1/2024)
Dalam sambutannya, Direktur Basnang yang didamping Kabag TU, mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan sejarah panjang pondok pesantren di Indonesia. "Sejak abad ke-14, pesantren telah hadir dan menjadi pilar penting dalam pendidikan bangsa. Bahkan sebelum kedatangan penjajah, sistem pendidikan pesantren telah terbukti efektif dalam mencetak generasi berkualitas," tegasnya.
Lebih lanjut, Basnang menyoroti pentingnya peran pondok pesantren dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan identitas bangsa. "Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan zaman," imbuhnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Agama, telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan pondok pesantren. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional pada 22 Oktober dan disahkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pondok Pesantren.
"Undang-undang ini memberikan payung hukum yang kuat bagi pesantren, sekaligus membuka peluang bagi santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berkarier di berbagai bidang," ujar Basnang.
Salah satu fokus utama Kementerian Agama saat ini adalah mendorong kemandirian pesantren. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, telah menginisiasi berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan pesantren.
Saat ini melalui program presiden Prabowo subianto, di pesantren sedang direncanakan program makan bergizi gratis untuk santri.
"Kita tidak ingin melihat santri kita kekurangan gizi. Nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang mereka," kata Basnang.
Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, pesantren masih menghadapi berbagai tantangan, seperti terbatasnya sumber daya, persaingan dengan lembaga pendidikan modern, dan tuntutan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Basnang mengajak seluruh pihak untuk bersinergi. "Pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh komponen pesantren harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang pesantren," ujarnya.
Selain itu, Basnang juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi di lingkungan pesantren. "Pesantren harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Basnang menyampaikan beberapa pesan penting kepada para pimpinan pondok pesantren. Pertama, pesantren harus terus meningkatkan kualitas pendidikannya agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kedua, pesantren harus memperhatikan aspek pemenuhan kebutuhan dasar santri, termasuk gizi, kesehatan, dan psikologis. Ketiga, pesantren harus aktif terlibat dalam pemberdayaan masyarakat sekitar.
"Pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan," pungkas Basnang.
Wilayah
Silahturahmi Bersama Pimpinan Ponpes di Sulbar, Dir. PD Pontren Sampaikan Sejumlah Pesan
- Jumat, 1 November 2024 | 17:48 WIB