Minggu, (15/12/2024) di Gereja Katolik Santa Maria Mamuju diadakan dua kegiatan penting yakni sosialiasi sekaligus peluncuran Semarak Rupiah Hari Natal Penuh Damai yang disingkat Serunai dari pihak Bank Indonesia dan pasar murah dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan dimulai Pkl. 09.00 yang dipandu langsung oleh pihak BI dan dihadiri oleh umat Katolik yang baru selesai melakukan ibadah hari minggu.
Sebelum acara peluncuran Serunai kegiatan diawali dengan edukasi dan sosialiasi terkait uang rupiah. Dalam sosialisasi ini disampaikan bahwa transaksi resmi keuangan di NKRI adalah rupiah berdasarkan peraturan perundangan. Program Serunai melayani seluruh masyarakat Indonesia pada hari ini untuk menyambut Natal dan Tahun Baru.
Disampaikan bahwa agar kita terhindar dari uang palsu perlu dikenali agar tidak tertipu. Ini namanya cinta rupiah maka dikenal dan dijaga. Prinsipnya adalah 3D akronim dari diraba, dilihat, dan diterawang. Uang rupiah bila diterawang akan terlihat warna terang dan tegas untuk mempermudah transaksi. Juga disampaikan bahwa bahan baku rupiah adalah serat kapas ( yang juga digunakan di seluruh dunia). Dalam uang kertas terdapat benang pengaman yang dibuat saat pemesanan bahan baku untuk pecahan 100 ribu, 50 ribu , 20 ribu.
Ditegaskan bahwa dalam lembaran uang juga terdapat watermark: gambar air yang menampilkan gambar para pahlawan yang dicetakan secara intaglio/cetak timbul. Juga dalam uang itu terdapat garis pada sisi kiri dan kanan yang dapat dirabah untuk memudahkan pengenalan bagi tuna netra. Tak hanya itu, ternyata uang kertas menggunakan sistem rectoverso: gambar saling isi/presisi gambarnya/depan belang sama, untuk tidak mudah dipalsukan. Prinsip pembuatan uang adalah mudah dikenali tapi sukar dipalsukan. Dan yang berhak menyatakan palsu tidaknya uang adalah pihak BI.
Sosialisasi yang cukup singkat ini dihsrapkan mampu memperkaya wawasan umat pada pengenalan akan rupiah. Dengan demikian masyarakat bisa semakin mencitai rupiah dan mengenal segala simbol yang terdapat dalam uang kertas.
Setelah sosialisai dilanjutkan dengan sambutan singkat. Sambutan pertama dari Pastor Oc. Samson Bureny, Pr/ Pastor Vikep Sulawesi Barat selaku tuan rumah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat seiring dengan tema Natal tahun ini yang diambil dari Injil Lukas 2:15, “Marilah Sekarang kita pergi ke Betlehem”. “Tema ini tidak perlu lagi dijelaskan lebih jauh karena sudah terjelaskan melalui pihak BI dan Ketapang Provinsi. Mereka hadir di sini keluar dari zona nyaman. Ketapang tawarkan pasar murah, BI menolong mereka yang mau berbagai dengan penukaran uang kecil. Kita jangan puas pada zona nyaman, kita harus keluar”, ungkap P. Samson.
Beliau melanjutkan, “Ternyata kita dengan BI satu lingkungan, satu kompleks. Artinya kita dekat. Dari Ketapang pun demikian pak Kadis yang hadir dengan stafnya ternyata sudah mengenal banyak orang Katolik. Jadi tidak asing lagi. Ini menunjukkan bahwa Tuhan ada di tengah-tengah-kita”.
Selanjutnya, Deputi Kepala Perwakilan BI di Sulawesi Barat mengaminkan bawah gereja Katolik dan BI ternyata dalam satu kompleks karena jaraknya sangat dekat. Disampaikan bahwa BI dalam Tusi menyediakan rupiah dalam jumlah yang cukup. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Natal dan Tahun Baru. Ini merupakan perluasan dari kas keliling yang dilakukan setiap bulannya, menyediakan rupiah selain ke perbankan.
“Inilah cara BI membagi kebahagiaan melakukan pemberian uang baru. Bentuk kolaborasi BI dengan para komunitas, dengan kolaborasi dengan seluruh komunitas kita mendapat pengetahuan dan di dari sisi BI menjalankan tugas,” ungkap kepala Deputi.
Setelah sambutan dilakukan pemberian cenderamata berupa sertifikat dalam bentuk uang kertas dan sejumlah pecahan uang kertas baru kepada Pastor Oc. Samson Burey dari Deputi BI yang disaksikan oleh Kadis Ketapang Provinsi Sulawesi Barat.
Sambutan terakhir dari Kasdis Ketapang Provinsi Sulawesi Barat, Ir. H. Abdul Waris Bestari, M.Si menyampaikan salam hangat dari Pj Gubernur untuk umat Katolik dan memberikan diskon pangan yang hadir di kompleks gereja.
Beliau berterima kasih kepada pastor atas penerimaan di gereja. Dikatakan bahwa pasar murah tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim tetapi juga kepada umat Kristiani. Sambutan diakhiri dengan mengatakan bahwa bila pastor melayani umat dengan siraman rohani dan BI dengan penukaran uang baru, maka Ketapang dengan penyediaan pangan murah.
Pesan gubernur yang diampaikan pak Kadis adalah: “Mari kita jaga kerukuan meskipun kita beda keyakinan. Bagaimana kita memberikan yang terbaik kepada Tuhan.” Setelah sambutan dilanjutkan dengan peluncuran mobil cas keliling yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Perwakilan Deputi BI.
Hari ini hujan turun saban hari, namun tidak mengurangi pelayan yang diberikan oleh pihak BI dan pihak Ketahanan Pangan Sulbar. Banyak umat Katolik yang mengadakan transaksi dan juga masyarakat luar ikut hadir membeli pangan murah yang sudah tersedia dalam kompleks gereja. Terima kasih untuk BI dan Dinas Ketapang Sulawesi Barat atas pelayanan dan kerja samanya. Tuhan memberkati.