Maksimalkan Teknologi Informasi Pada Proses Pembelajaran, Bimas Kristen Selenggarakan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tk. Dasar

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Sulbar)
Teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang diharapkan bisa menjadi sarana metode pembelajaran bagi guru-guru, dimulai dari perkembangan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Atas dasar tersebut Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat melalui Bimbingan Masyarakat Katolik menyelenggarakan kegiatan peningkatan kompetensi guru pendidikan agama katolik tingkat dasar, Senin.(15/08) Dalam arahannya sesaat sebelum membuka kegiatan secara resmi, Kakanwil menyampaikan apresiasi yang tidak terhingga atas terselenggaranya kegiatan tersebut, karena selain bisa menambah kreatifitas guru dalam mengajar juga bisa menambah antusias anak didik. "Teknologi komunikasi dan informasi menawarkan banyak sekali kemudahan, salah satunya ialah memudahkan informasi menyebar tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Para guru dapat memberikan materi pembelajaran kepada siswa secara serempak untuk lingkup sasaran yang kecil maupun besar, dimanapun dan kapan pun", urainya. "Dengan memanfaatkan beragam media pada perangkat teknologi dan informasi, maka guru dapat menyajikan informasi / materi ajar dalam bentuk yang lebih variatif (tidak hanya teks) dan menarik sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami pelajaran", jelas Dr. Muflih lebih lanjut. Terdapat banyak sekali fitur di berbagai platform berbasis daring yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kelas online, kuis, presentasi yang atraktif dan secara khusus dalam kegiatan kali ini para guru akan dibekali kemampuan menggunakan dan mengolah aplikasi Canva. Di samping itu Dr. Muflih juga menjelaskan bahwa selain kompetensi pedagogik kita mau agar guru juga memiliki kompetensi kepribadian. "Kepribadian berkaitan dengan karakter personal yang mencerminkan karakter yang positif, yakni memiliki sifat supel, sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun dan empati", urainya. "Dan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana kita mengimplementasikannya, jika kita mengajar anak-anak kita dengan cinta dan hati, maka ilmu itu akan berkah", jelasnya sesaat sebelum menutup arahannya. Adapun peserta dari kegiayan ini berjumlah 27 orang yang merupakan Guru Pendidikan Agama Katolik dari 6 kabupaten di Sulawesi Barat.

Wilayah LAINNYA