Kemenag Sulbar Lakukan Monitoring Pelaksanaan Penyisihan MQKN 2025 di Ponpes Salafiyah Parappe Polman

Monitoring Pelaksanaan Kualifikasi MQKN 2025 di Ponpes Salafiyah Parappe Polman

Polewali Mandar (Humas Kanwil) — Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat melalui Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAPKIS) melaksanakan monitoring pelaksanaan babak penyisihan Musabaqah Kitab Kuning Nasional (MQKN) Tahun 2025 di salah satu titik pelaksanaan, Pondok Pesantren Salafiyah Parappe, Kabupaten Polewali Mandar. (02/09/2025)

Babak penyisihan ini diikuti oleh santri dari tiga jenjang, yakni Ula, Wustha, dan Ulya, yang tampil memperlihatkan kemampuan membaca, memahami, serta menjelaskan isi kitab kuning.

Monitoring dilakukan langsung oleh Kabid. PAPKIS Kanwil Kemenag Sulbar, H. Syamsul, didampingi Ketua Tim Kerja Pontren dan Ma’had Aly, Andi Syahrul, guna memastikan jalannya seleksi berlangsung lancar, objektif, dan sesuai standar nasional.

Dalam arahannya, Kabid PAPKIS menekankan bahwa MQKN tidak hanya menjadi ajang kompetisi, melainkan juga sarana penting untuk menjaga keberlanjutan tradisi pesantren.

“Santri yang mengikuti lomba ini adalah bagian dari generasi penerus ulama. Mereka diharapkan mampu menjaga warisan intelektual Islam sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis di era modern,” ujar H. Syamsul.

Sementara itu, Andi Syahrul memberikan apresiasi terhadap peran Ponpes Salafiyah Parappe yang telah memfasilitasi kegiatan ini dengan baik.

“Atmosfer kompetisi sangat terasa hidup berkat dukungan penuh para ustaz, pengasuh, dan masyarakat sekitar. Ini menjadi bukti bahwa pesantren masih menjadi pusat peradaban ilmu di tengah masyarakat,” jelasnya.

Dari hasil babak penyisihan ini, peserta yang meraih peringkat 1 hingga 6 berhak melaju ke Grand Final MQKN Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2025.

Dengan capaian ini, para santri terbaik dari Sulawesi Barat diharapkan dapat tampil maksimal di tingkat nasional, sekaligus mengharumkan nama pesantren dan memperkuat eksistensi tradisi kitab kuning sebagai pilar keilmuan Islam di Indonesia.


Wilayah LAINNYA