Mamuju (Humas Kanwil) - Penguatan kompetensi dan penguatan teknis dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi penyuluh agama Katolik merupakan hal yang penting dalam menghadapi perkembangan teknologi dan kebutuhan komunikasi yang terus berkembang. Kegiatan yang dipromotori oleh Bimas Katolik ini dilaksanakan secara daring (Selasa, 30/05/2023)
Dalam sambutan Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Syafrudin Baderung mengatakan penyuluh agama bagaikan obor yang menerangi. "Jika obor dinyalakan pada siang hari gak ada gunanya, orang hanya menggunakan obor jika terjadi kegelapan di sekitarnya," ujarnya.
Ia melanjutkan, penyuluh mempunyai tugas untuk menerangi umat dari sisi kehidupan baik itu bernegara, berbangsa, beragama dan bermasyarakat.
Kakanwil menerangkan sisi kehidupan yang pertama adalah kehidupan bernegara yang diyakini bahwa negara ini bukan negara agama melainkan negara kesatuan yang melindungi, mengayomi dan mengafirmasi semua agama.
"Negara kita ini berdasarkan pancasila, berbhineka tunggal ika, dan kita bekerja berdasarkan undang-undang," terangnya.
Lebih lanjut Syafrudin Baderung menjelaskan sisi kehidupan yang kedua adalah kehidupan berbangsa yang terdiri dari suku, ras, budaya, tradisi, adat istiadat dan kebiasaan. Perbedaan suku ini harus dipahami bahwa tiap suku mempunyai bahasa, yang berbeda.
Sisi kehidupan yang berikut yakni kehidupan beragama yang telah dijelaskan Kakanwil sebelumnya bahwa negara ini bukan negara agama. Akan tetapi, negara ini merupakan negara yang mengakui 6 agama secara undang-undang.
Sisi kehidupan yang terakhir yang ia sampaikan adalah kehidupan bermasyarakat yang dimana setiap orang dilarang untuk anti sosial. "Kita adalah makhluk sosial, harus menjunjung tinggi yang namanya kehidupan bermasyarakat," ucapnya.
Selain itu, ia mengharapkan bagi para penyuluh agama Katolik untuk beralih ke digital. Penyuluhan digital ini sangat penting yang jangkauannya lebih jauh dan lebih luas.
Ia juga menambahkan sebelum membuka secara resmi kegiatan ini, teman-teman penyuluh yang era sekarang ini mempunyai handphone android dan mudah sekali bergerak di media sosial. Misalnya merekam sebuah video penyuluhan yang bertemakan kehidupan bermasyarakat yang baik menurut agama Katolik dan disebar ke semua akun media sosial yang dimiliki oleh para penyuluh.
"Kalau ini bisa dikuasai oleh penyuluh, saya yakin kalian para penyuluh bisa mengayomi dan menerangi umat. Marilah buka wawasan berpikir kita," tambahnya diakhir sambutan.