Mamuju (Humas Kanwil) - Ada sebuah berita yang ditayangkan pada sebuah stasiun TV swasta pagi tadi, tentang seorang anak kecil yang menukarkan jam tangan antik milik ayahnya kepada pedagang rongsokan. (Rabu, 13/03/2024)
Hal tersebut Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (Kabid. Papkis), Syamsul pada Kuliah Tujuh Menit (Kultum) program dari Bidang Bimas Islam di Masjid Bustanul Jannah Korongana.
Ia menerangkan, sang anak tersebut menemukan jam tangan antik tersebut lalu diberikan kepada pedaganah rongsokan. Si pedagang tersebut hanya menilai jam tangan tersebut dengan mainan mobil-mobilan.
Keesokan harinya, sang ayah mencari jam tangan antik itu, akan tetapi tidak menemukannya. Ia berpikir hanya dia dan anaknya yang berusia 9 tahun yang ada di rumahnya. Padahal, si ayah telah membuat janji dengan kolektor barang antik dengan harga yang luar biasa.
"Si ayah bertanya kepada sang anak, apakah kamu melihat jam tangan diatas meja ini? Si anak menjawab, iya, aku telah menukarkannya dengan mainan ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, hikmah yang bisa dipetik pada berita tersebut yang dikaitkan dengan bulan ramadhan adalah bagaimana cara kita menjalani ibadah di bulan yang penuh dengan keberkahan.
"Bagaimana kita menjalani ramadhan ini, apakah hanya sebatas melaksanakan shalat tarwih, terus sahur dan berbuka sampai dengan ramadhan ini selesai," jelasnya.
"Ataukah dengan melaksanakan ibadah sunnah sebanyak-banyaknya, dan sering memberikan sedekah, baca al-Qur'an dan lain sebagainya," tambahnya.
Ia berharap menjalankan ibadah di bulan ramadhan ini tergantung cara kita menilai seberapa pentingnya bulan ramadhan terhadap diri kita.