Kabid Bimas Islam Haerul sampaikan tiga metode menentukan pelaksanaan idul Adha

Kabid Bimas Islam, Haerul saat menjadi pembina apel

Mamuju, Humas Kanwil - Kabid Bimas Islam, Haerul, memimpin apel pagi yang dilaksanakan di halaman Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat. Dalam arahannya, Haerul menyampaikan pentingnya memulai hari dengan penuh semangat dan optimisme.

Pada apel pagi tersebut, Haerul juga membahas mengenai penetapan 1 Zulhijjah yang penting untuk menentukan pelaksanaan Sholat Idul Adha. Haerul menjelaskan bahwa terdapat tiga metode yang digunakan untuk penetapan awal bulan Qomariah:

• Metode Rukyat Hilal: Metode tertua ini dilakukan dengan melihat langsung hilal (bulan sabit) pada tanggal 29 bulan berjalan. Jika hilal terlihat, maka hari berikutnya ditetapkan sebagai awal bulan baru. Pada tanggal 29 nanti, tim akan melakukan observasi langsung.

• Metode Hisab: Metode ini menggunakan perhitungan astronomi berdasarkan data posisi matahari dan bulan. Jika berdasarkan perhitungan, hilal sudah mencapai ketinggian 1 derajat, maka awal bulan baru ditetapkan.

• Teori Imkanur Rukyah: Beberapa negara muslim menggunakan metode ini, di mana awal bulan ditetapkan ketika hilal sudah mencapai ketinggian 3 derajat, terlepas dari apakah hilal terlihat atau tidak pada tanggal 29 bulan berjalan.

Haerul menambahkan bahwa pada tanggal 8 Juni, tim dari Bimas Islam akan melakukan rukyat hilal untuk menentukan pelaksanaan Idul Adha. "Posisi ini akan bersamaan dengan pelaksanaan Idul Adha," ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya memahami syariat lain terkait pelaksanaan ibadah dan mendorong umat Islam yang mampu untuk melaksanakan ibadah qurban. "Tentu kita berharap semua yang mampu diupayakan untuk ikut melaksanakan ibadah qurban," tambah Haerul.


Wilayah LAINNYA