Kabid Bimas Islam Ajak Insan Kanwil Kemenag Sulbar Bangkitkan Semangat Kerja Pasca Momentum Ramadan

Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam, H. Haerul

Mamuju (Kemenag) – Bulan Ramadhan telah kita tinggalkan, namun sprit Ramadan hendaknya tidak pernah luntur. Bulan Ramadhan dapat dikatakan sebagai bulan pelatihan besar-besaran bagi para insan organisasi, dan Syawal adalah bulan peningkatan kinerja setelah mendapatkan pelatihan yang intensif.

Berdasarkan hal tersebut Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam H. Haerul mengajak seluruh Insan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat membangkitkan semangat kerja pasca momentum Ramadan.

“Setelah libur panjang kita kembali melakukan tugas dan tanggung jawab yang menanti salah satunya pacuan serapan realisasi anggaran yang harus dikejar,” jelasnya.

Haerul berharap agar seluruh karyawannya selepas libur lebaran yang cukup panjang dapat menyongsong semangat baru dalam beraktifitas kembali di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat.

“Pasca Ramadan sepatutunya kita memiliki semangat yang baru dalam melakukan tugas dan tanggung jawab,” jelas Kabid Bimas Islam.

Ia pun menjelaskan sebuah penelitian terkait air yang dilakukan oleh sosok Masaru Emoto yang dikenal sebagai seorang pseudo-scientist. Ia merupakan seorang pria asal Negeri Sakura, Jepang.

Emoto lahir 22 Juli 1943 di Yokohama, Jepang, dan lulusan dari Yokohama Municipal University. Ia bekerja di Nagoya Office (Kantor Pusat Jepang) di Yomiuri Shimbun, kemudian mendirikan perusahaan International Health Medical pada tahun 1986.

Dia adalah President Emeritus of the International Water For Life Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Oklahoma City di Amerika Serikat. Pada tahun 1992 ia menjadi Doktor Pengobatan Alternatif di Universitas Internasional Terbuka untuk Pengobatan Alternatif di India.

Ia merupakan seorang pengusaha dan penulis, karyanya sebagian besar tentang kekuatan air.

Emoto melakukan serangkaian percobaan di mana air disimpan dalam berbagai botol yang masing-masing diberi label dengan pesan yang berbeda. Pesannya berkisar dari positif dan perhatian (terima kasih, cinta) hingga negatif (aku benci kamu, aku ingin membunuhmu), dan kemudian tetesan air dari botol-botol ini ditempatkan di irisan dan dibekukan untuk membentuk kristal seperti kepingan salju.

Temuannya sangat mencengangkan. Kristal yang terbentuk pada pesan positif ternyata lebih geometris dan estetis, sedangkan kristal yang dibentuk oleh air dengan pesan negatif memiliki bentuk yang kacau dan tidak seragam.

Emoto juga melakukan eksperimen lebih lanjut, misalnya dia memainkan Mozart dan musik heavy metal untuk sampel air dan menangkap gambar perbedaan antara dua kristal. Ada juga tangkapan gambar kristal air yang belum dibacakan doa dan sesudah dibacakan doa. Bentuk kristal airnya ternyata lebih bagus yang dibacakan doa.

H. Haerul menjelaskan bahwa sejatinya insan Kanwil Kemenag Sulbar mampu mengimplementasikan sifat seperti air tersebut karena telah melakukan hal-hal positif selama bulan ramadan. Selama ramadan kita aktif mendengarkan ceramah dan dakwah, aktif menahan diri dari perilaku buruk maka kita mampu meningkatkan diri menjadi lebih baik.

“Sama halnya pada institusi tempat kita mengabdi, dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kita sebaiknya dilakukan dengan analisis dan perencanaan yang baik sehingga mencapai tujuan dan ekspektasi yang diharapkan pimpinan,” jelas Haerul dipenghujung amanahnya.


Wilayah LAINNYA