Fast Track dan Asuransi Jamaah, Kemenag Telah Maksimalkan Layanan untuk Haji 2024

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab

Mamuju, Humas – Dalam upaya meningkatkan mutu layanan dan pengelolaan Asrama Haji, Kanwil Kementerian Agama Prov. Sulbar menggelar kegiatan peningkatan layanan dan tata kelola Asrama Haji, yang dihadiri oleh para pihak terkait. Kamis, 3 Oktober 2024.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, sebagai narasumber utama menyampaikan sejumlah kebijakan strategis untuk mendukung penyelenggaraan haji tahun 2024, yang disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah dengan jumlah kuota mencapai 241 ribu jamaah.

"Penyelenggaraan haji tahun depan menjadi tantangan tersendiri mengingat kuota yang sangat besar. Kami berkomitmen untuk mengawal seluruh proses dengan sebaik-baiknya" jelas Saiful.

Ia menambahkan bahwa seluruh jamaah akan melalui tahap pemeriksaan istitoha (kesiapan fisik) yang lebih ketat pada penyelenggaraan haji berikutnya. Hal ini diharapkan dapat membantu meminimalisir risiko kesehatan selama pelaksanaan ibadah.

"Kami juga meminta para petugas di tingkat kota dan Kanwil untuk proaktif menginformasikan kepada jamaah agar segera melaporkan kondisi kesehatannya, guna memastikan kelancaran dan keselamatan mereka," ujarnya.

Untuk jamaah haji tahun 2024 telah mendapatkan asuransi, termasuk perlindungan penuh selama pelaksanaan ibadah haji. Saiful menegaskan bahwa ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan layanan maksimal kepada jamaah.

Namun menurutnya, pada penyelenggaraan Haji 2024 masih terdapat kendala di penggabungan mahram oleh karena itu ia berharap agar proses verifikasi dilakukan dengan lebih teliti.

"Kami menemukan beberapa kendala di lapangan terkait penggabungan mahram dan pendampingan disabilitas. Untuk itu, kami meminta agar proses verifikasi dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan administrasi," tambahnya.

Di samping itu, Indonesia juga mendapatkan fasilitas Fast Track dari pemerintah Arab Saudi, yang memungkinkan jamaah untuk melalui proses visa dan pemeriksaan biometrik di tiga pintu masuk yang telah ditentukan. Hal ini akan mempercepat dan mempermudah proses keberangkatan jamaah.

"Fasilitas Fast Track ini adalah bagian dari kemudahan yang diberikan kepada Indonesia, dan kami akan memaksimalkannya untuk memperlancar proses visa serta biometrik jamaah," jelas Saiful.

Lebih lanjut, Saiful Mujab menyoroti pentingnya pengelolaan Asrama Haji sebagai bagian dari layanan ibadah haji sekaligus sebagai sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Saat ini, Indonesia memiliki 32 asrama haji yang tersebar di berbagai wilayah, dengan 14 embarkasi utama.

Asrama haji ini berfungsi sebagai tempat transit bagi jamaah sebelum diberangkatkan ke tanah suci. "Asrama haji harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar, tidak hanya sebagai tempat transit tetapi juga sebagai sumber PNBP yang potensial," katanya.

Ia menambahkan bahwa Asrama Haji bisa dimanfaatkan untuk kegiatan edukasi terkait ibadah haji, terutama bagi masyarakat yang akan berangkat. "Edukasi mengenai tata cara tinggal di hotel di tanah suci juga penting karena banyak jamaah yang belum familiar dengan kondisi tersebut. Kami akan terus mendorong Asrama Haji berperan dalam memberikan layanan terbaik kepada jamaah dan masyarakat," jelas Saiful.

Untuk mendukung kelancaran proses administrasi dan penyelenggaraan ibadah haji, Kementerian Agama juga mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Haji (SIMAS Haji). Sistem ini dirancang untuk memudahkan jamaah dalam mengakses informasi terkait proses haji, termasuk persiapan, keberangkatan, dan pemulangan.

"Kami berharap SIMAS Haji dapat memberikan manfaat besar bagi para jamaah, membantu mereka dalam setiap tahap proses haji dengan lebih mudah dan transparan," ujar Saiful menutup sambutannya.

Dengan berbagai upaya dan kebijakan ini, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 dapat berjalan dengan lancar, aman, dan memberikan kenyamanan serta kepuasan kepada seluruh jamaah.


Wilayah LAINNYA