Mamuju (Humas Kanwil) - Hari Amal Bhakti 77 Kementerian Agama tingkat Kantor Wilayah Provinsi Sulawesi Barat tidak hanya berlangsung dengan euforia dan kemeriahan melalui lomba-lomba yang diadakan, refleksi dan koreksi pun diterima oleh Kanwil Kemenag Sulbar.
Berlangsung di Aula Kanwil, H. Syafrudin Baderung menerima perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)-MPO Mamuju untuk berdialog dan merespon aspirasi yang disampaikan, Selasa (10/01/2023).
Sejumlah poin pembahasan disampaikan Ahyar Ketua HMI, diantaranya terkait beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam (Adiktis), kesejahteraan penyuluh agama dan transparansi pengelolaan Haji dan Umrah.
Dijelaskan Kakanwil bahwa beasiswa ADIKTIS berada dibawah Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag yang turunannya ada di Perguruan Tinggi. Di Sulbar sendiri perguruan tinggi negeri yang dikelola Kemenag adalah STAIN Majene.
"Sebenarnya Kantor Wilayah tidak ada cantolannya dengan Perguruan Tinggi akan tetapi karena kita Kementerian Agama maka akan kami sampaikan aspirasi adik-adik HMI ini", jelas Kakanwil.
Terkait penyuluh agama, Kementerian Agama terus memperhatikan kesejahteraan para penyuluhnya hal ini dibuktikan dengan pengajuan kenaikan honor penyuluh yang dulunya sebeaar 250,00 perbulan hingga saat bisa mencapai 1,000,000 per bulan.
Untuk pengelolaan keuangan Haji dan Umrah, jelas Kakanwil bahwa Kementerian Agama tidak mengelola keuangan haji, kauangan haji dikelola BPKH.
Kementerian Agama sudah tidak mempunyai Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) untuk mengelola, apalagi mengembangkan dana haji dalam bentuk apapun, aturannya ada di PP Nomor 5 tahun 2018 tentang pelaksanaan UU Nomor 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana Haji.
Apresiasi dam bangga disampaikan Kakanwil kepada hmi karena telah melakukan kontrol yang baik terhadap kinerja kementerian agama, terlebih bertepatan dengan momentum hari amal bhakti kementerian agama.
"Kita tidak hanya bereuforia tentang kebaikan kesuksesan tapi kita juga bereuforian tentang kekurangan-kekurangan kita yang harus kita benahi. Bahwa tidak selamanya kita berada dalam kebaikan, tidak selamanya kita berada di posisi yang benar tetapi kita harus selalu harus dikontrol elemen-elemen luar Kementerian Agama dan ini menjadi hal yang baik, ini harus kita tumbuh kembangkan", urai H. Syafrudin.
"Kementeran agama itu tidak anti kritik, siap di kritik jika terjadi kesalahan. Tapi disampaikan semuanya dengan elegan , dengan diskusi-diskusi ilmiah, dengan diskusi yang membangun, bukan menjadi aspiras-aspirasi liar yang tidak beraturan", jelasnya disela-sela wawancara.
Turut mendampingi Kakanwil, kabag TU, Kabid PAKIS, Kabid PHU, Kabid Penmad dan Kabid Bimas Islam.