Beri Kuliah Umum di STAIN Majene, Menteri Agama Tekankan Pentingnya Keseimbangan Otak Kanan dan Kiri

Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, dalam kunjungannya ke STAIN Majene (30/11/2024),

Majene (Humas) – Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, dalam kunjungannya ke STAIN Majene (30/11/2024), Sulawesi Barat, memberikan pencerahan mengenai pentingnya keseimbangan antara otak kanan dan kiri dalam kehidupan manusia. Dalam kuliah umumnya, beliau menyoroti perbedaan karakteristik intelektual antara masyarakat Timur dan Barat yang dipengaruhi oleh dominasi otak kanan dan kiri.

"Allah menciptakan manusia dengan geointelektual yang berbeda-beda," ujar Menteri Agama. Beliau menjelaskan bahwa geointelektual mencakup aspek geografis, spiritual, dan emosional yang membentuk karakteristik unik setiap individu dan masyarakat.

Menteri Agama juga menyoroti perbedaan pendekatan antara filsafat Timur dan Barat. Filsafat Timur, yang lebih menekankan pada intuisi dan spiritualitas, cenderung menggunakan otak kanan. Sebaliknya, filsafat Barat lebih rasional dan logis, sehingga lebih mengandalkan otak kiri.

"Masyarakat tradisional kita lebih banyak hidup bersahabat dengan alam, mengandalkan otak kanan," tambah beliau. Namun, Menteri Agama juga mengingatkan bahwa terlalu bergantung pada salah satu sisi otak saja dapat menimbulkan ketidakseimbangan.

Dalam konteks agama, Menteri Agama menekankan pentingnya memahami Al-Quran dengan mendalam, termasuk mempelajari bahasa Arab dan semantik. Beliau mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam pemahaman yang sempit dan menghindari generalisasi yang tidak berdasar.

"Jangan coba-coba membuat fatwa kalau tidak menguasai bahasa Arab," tegas Menteri Agama. Beliau juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antara Ad-Din (agama dalam pengertian universal) dan Al-Millah (interpretasi kultural agama).

Pada penghujung kuliahnya, ia berpesan kepada seluruh civitas agar berani menjadi berbeda. "Ini yang kita harapkan. Perbedaan pendapat itu adalah indah. Jadi jangan takut berbeda satu sama lain. Dan saya minta kepada kita semua di sini, beranilah berpikir lain".

Hadir dalam kegiatan tersebut segenap sivitas akademika STAIN Majene, para pimpinan pondok pesantren, Bupati Mamasa yang juga pejabat teras kementerian agama, kakanwil Kemenag provinsi Sulawesi Barat, dan segenap mahasiswa STAIN Majene.
 


Wilayah LAINNYA