Ahmad Barambangy Tekankan Peran Strategis Majelis Taklim sebagai Pusat Pembinaan Umat

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, H. Ahmad Barambangy

Mamuju — Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat kembali memperkuat komitmennya dalam pembinaan keagamaan di tengah masyarakat. Hal ini ditandai dengan pembukaan resmi kegiatan Penguatan Kelompok Kerja Majelis Taklim oleh Pelaksana Harian Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, H. Ahmad Barambangy, pada Senin, 19 Mei 2025.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh para Ketua Tim Kerja dari berbagai bidang strategis, yakni Penais dan SI, Zakat dan Wakaf, serta Bina KUA.

Dalam sambutannya, H. Ahmad Barambangy menekankan pentingnya memahami nilai-nilai rahmat Allah sebagai fondasi dalam melayani umat. Ia mengangkat sebuah kisah inspiratif tentang seorang ahli ibadah yang beramal selama 500 tahun, namun di akhirat, seluruh amalnya tidak sebanding dengan satu nikmat penglihatan yang diberikan oleh Allah SWT. "Kisah ini mengajarkan bahwa rahmat Allah jauh lebih besar daripada amalan kita, dan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya sangat berharga," ujarnya.

Melalui pesan tersebut, Ahmad Barambangy mengingatkan para pengurus Majelis Taklim untuk melandasi pengabdiannya dengan keikhlasan dan kesadaran spiritual yang tinggi. Ia menyebut Majelis Taklim sebagai lembaga pendidikan nonformal yang memiliki dua aspek penting, yakni pendidikan agama spiritual dan pendidikan sosial kemasyarakatan. “Kita ingin Majelis Taklim memiliki karakteristik yang kuat dan mampu menjadi wadah pemersatu umat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa Majelis Taklim memiliki peran strategis dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah dan membentuk masyarakat yang harmonis. Namun, transformasi ini harus dimulai dari kesadaran dan komitmen internal setiap pengurus. Secara regulatif, Majelis Taklim diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim.

Adapun strategi Kementerian Agama dalam memperkuat peran Majelis Taklim di antaranya dilakukan melalui program pemberdayaan berbasis peran penyuluh agama, standarisasi materi dakwah, penguatan moderasi beragama, kerja sama lintas agama, serta penguatan nilai-nilai Pancasila.

Lebih lanjut, Ahmad Barambangy menggarisbawahi pentingnya peningkatan kapasitas kelembagaan Majelis Taklim. “Majelis Taklim harus menjadi pusat pembinaan umat yang berdaya dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan karakter keagamaan masyarakat,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Kementerian Agama terus berupaya membangun masyarakat religius yang moderat, inklusif, dan harmonis melalui penguatan peran kelembagaan keagamaan di tingkat akar rumput.


Wilayah LAINNYA