Sulawesi Barat, 21 Agustus 2025 – Kegiatan pembinaan guru Pendidikan Agama Kristen dalam rangka implementasi Kurikulum Merdeka menuju Kurikulum berbasis Cinta Kasih di Lingkup Kanwil Kemenag Sulawesi Barat resmi dibuka hari ini melalui platform Zoom. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sebagai bentuk penghormatan terhadap negara.
Doa pembuka dibawakan oleh Ulva Utik Limbung Lebok, perwakilan dari Kabupaten Pasangkayu, yang mengawali rangkaian acara ini dengan penuh khidmat.
Dalam sambutannya, Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Sulbar, Ayub M, mewakili Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota, menyampaikan bahwa peran pendidik sangat penting dalam mendatangkan perubahan menuju arah yang lebih baik.
“Tenaga pendidik harus mampu beradaptasi dengan tantangan dan perkembangan zaman, terutama perkembangan teknologi. Melalui kesempatan ini, saya sangat bersyukur karena para narasumber dapat hadir dan memberikan arahan serta materi yang sangat berharga bagi kita semua,” ujar Ayub M.
Tema yang dibawakan oleh narasumber, Norita Y. Tompah, mengenai Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang diterapkan, berfokus pada konsep cinta kasih sebagai dasar perubahan perilaku.
"Kurikulum Merdeka yang sedang berjalan saat ini berlandaskan cinta kasih. Mengubah sikap seseorang tidak bisa hanya dengan teori, itulah mengapa Kemenag mencanangkan kurikulum berbasis cinta kasih agar mampu mengubah seseorang secara psikologis dan menjadi lebih baik," jelas Norita dalam materinya.
Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota, dalam sambutannya juga menegaskan pentingnya pendidikan yang berbasis pada cinta kasih. Ia mengapresiasi inisiatif dari Pembimas Kristen dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
"Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan dalam kurikulum berbasis cinta ini. Pertama, pentingnya kedekatan dengan alam, yang kita kaji dari perspektif keagamaan. Kedua, kurikulum ini bukan hanya tentang cinta antara manusia dengan manusia, tetapi juga antara manusia dengan Tuhan dan alam. Ketiga, kurikulum berbasis cinta harus memenuhi tiga indikator: kesejahteraan lahir dan batin, norma dan etika yang bersumber dari Ketuhanan, serta perubahan menuju arah yang lebih baik," ujar H. Adnan.
Acara yang berlangsung secara virtual ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan komitmen para guru dalam mengimplementasikan kurikulum berbasis cinta kasih, yang diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.