Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar andil bawakan materi "Sosialisasi PMA No. 73 Tahun 2022". Regulasi Tentang Penanganan Dan Pencegahan Kekerasan Seksual Di Satuan Pendidikan Pada Kementerian Agama ini berlangsung di MIN 1 Polewali Mandar, Senin 09/10/2023 Pukul 09.00 Wita s/d Selesai.
Kegiatan berskala SATKER SE WIL KKM MIN 1 Polewali Mandar ini menghadirkan tiga Nara Sumber yakni AIPDA SAPRIADI (Kanit Binmas Polsek Tinambung) dan kolaborasi BURHAN, S.Th.I dengan MUTAKHAR, S.Ag (keduanya perwakilan Pokjaluh Agama KUA Kec. Tinambung). Suasana diskusi pun kian menyemangat berkat kepiawaian Rahmat, S.Pd (Ka. MIN 1 Polewali Mandar) selaku moderator kegiatan plus dukungan para peserta yang secara antusias menanyakan seputar hal-hal terkait.
Terdapat 16 item pelanggaran yang masuk dalam kategori pelecehan bahkan potensinya mengarah pada terjadinya kekerasan seksual (hubungan terlarang karena atau tanpa paksaan sekalipun). Salah satu penyebabnya adalah terbangunnya kedekatan hubungan antara guru dan anak didik yang secara alamiah berjalan tanpa batasan-batasan tertentu. Terkait ini, kearifan diri selaku pendidik diharapkan berfungsi secara obyektif agar bisa memilah antara apresiasi mana yang terkontaminasi birahi manusiawi dengan ekspresi mana yang mengandung motivasi positif bagi perkembangan masa depan anak didik (muatan QS. Yusuf: 53).
Kelahiran PMA No. 73 Tahun 2022 dilatari oleh maraknya kasus-kasus asusila khususnya yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini sesungguhnya juga menjadi upaya untuk mengamankan martabat kemanusiaan yang bukan tak mungkin terkikis oleh menipisnya "moral force" (pengawasan melekat) di berbagai aktivitas.
Karena itu, akumulasi materi yang disajikan oleh tiga Nara Sumber di atas pada intinya sejalan dengan penggalan kearifan lokal yang termuat dalam buku MOTTIANA MANDAR. Lewat bukunya tersebut, AM. Mandra (budayawan Mandar) menukil hakikat keberadaan manusia didalam prinsip :
"Tappa' diwawa pole,
Siri' dipapputiang,
Rakke' di Puang iamo sulo di waona lino"
(Kita lahir dengan Iman, Realitasnya dibungkus bahasa moral,
Taqwa pada Tuhan itulah obor penerang hidup di atas bumi).
Semoga dengan menjabarkan muatan deskripsi ini, kita semua kembali tercerahkan dalam proses pembelajaran diri menuju capaian "Ahsani Taqwim" dan terjaga dari klaim "Asfala Safilin". Disaat manusia tak lagi sanggup mengolah dan mengendalikan potensi-potensi dirinya secara positif, maka posisinya sebagai "mahluk terbaik" akan berbalik menjadi "seburuk-buruk ciptaan" (muatan QS. At-Tin: 4-8).
Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.
Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)
Daerah
Pokjaluh Tinambung Bawakan Materi Sosialisasi PMA Nomor 73 Tahun 2022 di MIN 1 Polman
- Selasa, 10 Oktober 2023 | 08:10 WIB