Lebaran Yatim di Kanwil Kemenag Sulbar: Senyum, Cinta, dan Doa dalam Bingkisan Kasih

Lebaran Yatim di Kanwil Kemenag Sulbar

Wajah-wajah ceria tampak menghiasi aula Kanwil Kemenag Sulawesi Barat hari ini. Anak-anak yatim dan penyandang disabilitas berkumpul dengan semangat yang menghangatkan hati. Dalam kegiatan Lebaran Yatim, senyum mereka merekah karena hangatnya perhatian dan cinta yang mereka rasakan.

Hari ini adalah hari bahagia, hari ketika tangan-tangan kasih dari dana zakat, infak, dan sedekah menjelma menjadi bingkisan, menghadirkan kebahagiaan kecil yang berarti besar bagi mereka. Di balik setiap paket, terselip harapan dan doa agar mereka tak pernah merasa sendiri dalam perjalanan hidup.

Hj. Fatmah selaku ketua panitia kegiatan Lebaran Yatim dan Penyandang Disabilitas, menyampaikan dalam laporan bahwa anak yatim dan penyandang disabilitas adalah anak bangsa yang kerap terpinggirkan ditengah derap langkah pembangunan yang berjalan cepat. Karena itu, lanjut Fatmah, 10 Muharram sebagai lebaran anak yatim dan penyandang disabilitas merupakan  momen reflektif untuk mewujudkan nilai kesetaraan, kasih sayang, dan kepedulian kepada mereka.

Di antara anak yatim dan penyandang disabilitas, hadir bersama mereka Ketua Baznas Provinsi Sulawesi Barat dan beberapa perwakilan Lembaga Amil Zakat Nasional Perwakilan, juga Pembimas Buddha, TS. Haryanto. Mereka inilah, para pengelola dana ZIS, yang berperan penting dalam mengumpulkan dana sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik. Sebuah kolaborasi apik bersama Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat.

Sementara itu, Kabid Bimas Islam, H. Haerul, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini adalah tradisi baik yang kita adopsi dari para pendahulu kita. Beliau menambahkan bahwa untuk menegakkan kehidupan harus tercipta kolaborasi : ilmunya para ulama, keadilan pemerintah, perhatian para dermawan/orang kaya, dan doa dari para fukara.

Haerul menjeaskan bahwa 'fuqara" di sini bukan semata-mata merujuk kepada kaum miskin, anak yatim, penyandang disabiltas, tapi ia adalah ungkapan simbolis bagi siapapun yang butuh pengakuan sekaligus perhatian dari pemerintah atas eksistensinya, siapapun yang butuh afirmasi bahwa mereka juga berhak mendapatkan kesetaraan.

Menutup sambutannya, Haerul menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah berinfak, bersedekah, berzakat, karena dengan kedermawanan mereka sehingga kegiatan yang diinisisasi oleh pekerintah bisa terlaksana.

 

Kontributor : Iqbal


Wilayah LAINNYA