Mts Nuhiyah Pambusuang kembali pada tahun ajaran 2023-2024, melaksanakan kegiatan penamatan sebanyak 107 siswa-siswi. Kegiatan ini dilaksanakan di aula pesantren Nuhiyah Pambusuang. Hadir dalam kegiatan tersebut, Pimpinan pondok pesantren Nuhiyah Pambusuang Annangguru Bisri, Pembina pondok dan seluruh guru-guru Mts Nuhiyah, beserta orang tua murid.
Kegiatan penamatan tahun ini berlangsung sederhana namun diramu dalam berbagai hiburan yang menampilkan siswa-siswi Mts Nuhiyah Pambusuang. Kegiatan penamatan ini diawali dengan pembacaan doa, shalawat dan surah yasin bersama dengan para siswa-siswi Mts dipandu Ustadz Sya'rawi, salah pembina di pesantren Nuhiyah Pambusuang. Pembacaan doa shalawat ini adalah kegiatan rutin dengan tujuan mengirimkan doa kepada para Annangguru-Annangguru yang telah berjasa dalam mengembangkan pesantren Nuhiyah Pambusuang.
Dalam sambutannya pada kegiatan ini, Pimpinan pondok pesantren Annangguru Bisri, memberikan apresiasi secara khusus kepada Mts Nuhiyah karena dapat melaksanakan kegiatan ini dengan cukup sukses, tanpa keberadaan kepala madrasah, karena sedang melaksanakan kegiatan ibadah haji. Pimpinan pondok mewanti-wanti kepada para siswa-siswi yang tamat, untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atas. Beliau memberikan semangat atau motivasi kepada siswa-siswi alumni, bahwa alumni Nuhiyah banyak yang sukses setelah melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi.
Keberadaan pesantren Nuhiyah yang membina tiga tingkatan madrasah yakni MI, Mts dan MA Nuhiyah, banyak memberikan kontribusi terhadap pengembangan pendidikan di masyarakat Pambusuang dan sekitarnya, bahkan daerah yang jauh di luar kabupaten Polewali Mandar. Keberadaan madrasah yang dibina Yayasan pesantren Nuhiyah Pambusuang, tetap eksis dan bertahan sekalipun banyak tantangan yang dihadapi.
Para pembina pondok pesantren sedang berusaha untuk mengembangkan berbagai usaha bukan hanya berkaitan dengan pengembangan pengajian sebagai ruh dari pondok pesantren, tapi mencoba untuk memperluas lokasi pondok yang semakin sempit, yaitu mencoba membebaskan tanah yang ada disekitar pesantren yang pembebasannya berasal dari bantuan dari guru-guru pesantren Nuhiyah dan para alumni dan masyarakat secara umum. (Pambusuang, 8 Juni 2024)
