Sabtu siang Bapak Menteri agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar memberikan kuliah umum di STAIN Majene. Hadir dalam kegiatan tersebut segenap sivitas akademika STAIN Majene, para pimpinan pondok pesantren, Bupati Mamasa yang juga pejabat teras kementerian agama, kakanwil Kemenag provinsi Sulawesi Barat, dan segenap mahasiswa STAIN Majene.
Setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Qur'an serta pembacaan doa, dilanjutkan dengan pengantar dari ketua STAIN Majene Prof Dr Wasilah. Dalam pengantarnya yang singkat, dia melaporkan perkembangan yang pesat STAIN Majene, khususnya dalam peningkatan atau bertambahnya mahasiswa STAIN Majene. Beliau juga akan mengurus secepatnya perubahan status STAIN, dari STAIN ke UIN atau universitas Islam Negeri, dan itu tinggal selangkah lagi karena STAIN sudah memiliki empat orang Professor. Ketua STAIN akan mengakhiri masa jabatannya di bulan Januari 2025, dan berencana untuk mencalonkan kembali untuk periode kedua.
Menteri agama yang juga imam besar mesjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, dalam kuliah umumnya banyak memberikan motivasi-motivasi dihadapan sivitas akademika STAIN Majene, para pimpinan pondok dan para mahasiswa. Prof Nasar diawal kuliahnya menyinggung tentang geo intelektual, bahwa di barat lebih banyak menggunakan akal sedangkan di timur lebih banyak menggunakan rasa, kedua pendekatan ini punya kelebihan dan kekurangan, orang barat kebanyakan cerdas secara intelektual sedangkan orang timur kebanyakan cerdas secara rasa.
Orang barat itu melakukan iqra' dan kurang bismi rabbika, sedangkan orang timur banyak yang bismi rabbika tapi kurang dalam beriqra'. Keduanya sangat penting dan tidak bisa dipisahkan. Prof Nasar juga banyak menyinggung tentang lokal wisdom, bahwa banyak hal-hal yang dilakukan orang-orang dulu, yang perlu tetap dipertahankan, orang-orang dulu sangat dikenal sebagai orang yang akrab dengan alam, mereka bersahabat dengan alam semesta.
Menteri Agama sempat mengutip disertasi Prof Baharuddin Lopa, tentang peristiwa seorang nelayan di tanah Mandar yang gagal melaut karena mereka dapat membaca bahwa terjadi gelombang besar ditengah lautan, dengan memasukkan kakinya ke laut, dan bisa merasakan keadaan gelombang di tengah lautan, ini adalah salah satu bentuk bersahabat dengan alam. Para peserta kuliah sangat menikmati pesan-pesan kuliah umum yang disampaikan oleh Menteri Agama.
Diakhir acara diadakan foto bersama Menteri Agama dengan para peserta studium General.
(Ilham Sopu)